Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampah Sejarah, Kota Ketika Lampu Padam

10 Mei 2023   13:52 Diperbarui: 10 Mei 2023   14:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAMPAH SEJARAH

Menyetel gelombang radio, tak kutemu jua titik nol yang tertimbun daun-daun kering. Pagi dimana embun enggan menetes, terpatri pada waktu mati. Di kepala anak-anak tak lagi ramai memainkan canda, hanya detak kecil jam pada dinding kusam yang merangkai seribu bait-bait sejarah perjalanan abad pada buku-buku tanpa kata. 

O ibu, tak aku dengar nyanyi hikmahmu di gelombang udara basah, saat pagi dimana aku adalah kaleng bir menggelepar di tempat sampah.

KOTA KETIKA LAMPU PADAM

Melafal kata-kata jalan raya, mataku melompat ke bait kosong. kota di tindih matahari tak bercahaya, hanya keringat hitam rembulan yang basah di dinding kelu. 

Kemana kau sembunyikan perempuanku. Bayiku menangis minta kelahiran, pada gelapmu kota atau pada bait kosong dimana mataku hilang.

Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun