RINDU Â ANGIN Â BERBARING DI RERUMPUTAN
Dukamu batu bersarang di kepalaku, sebuah kelopak bunga yang koyak tersayat rindu angin yang berbaring di rerumputan pagi, ketika kau nanti camar menyanyikan suaraku. Tetapi hanya hampa menghantam ruang. Membuat cemasmu melebam dan saat itu pucat puisiku seperti bulan yang ditinggal malam pada pagi.
KEHILANGAN
Suara tangismu adalah asap yang memenjara bayang pada ketidakmenentuan pencarianku. Jejak kaki tersapu angin kemarau yang melintas pada musim; pesonamu melayang ke entah. Kau tinggalkan boneka perempuan dengan suara kerinduannya, yang tanpa ampun menjeratku setiap saat. Dimana nyanyimu akan kudengar ketika kepergianmu tak tinggalkan damai. Hanya aku simpan harapan pada mata; semoga jejak wajahku yang rentah aku temu kembali.
Sumber Puisi: Syafrruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI