BANGKAI REMBULAN
Gelap yang kemarin mengunyah rembulan kini mencampakkan bangkainya pada gelombang selimut berwarna merah jambu. Yang pada lipatannya telah kusimpan seribu cerita tentang bintang yang bercinta. Aku terkadang memasung diri pada hamparan alang-alang mencari puisi binatang malam untuk memperpanjang sunyi. Tetapi pagi ini, tinggal bangkai rembulan itu tergeletak bisu di mejaku.
BERCERMIN BENING SEPI
Ketika sunyi itu melagukan bait-baitnya, darah di mataku meleleh melukisnya di atas kanvas tanah berwarna merah, air mataku tersumbat di tenggorokan, manakala menengok gelap di balik malam. Hanya menjelmakan aku riak-riak air di sela batu dihimpit sepi pada pinggir kali yang sunyi.
Sumber Puisi: Syafrruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H