Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kubah Hagia Sophia

26 Oktober 2022   15:32 Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:18 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk alasan tertentu, syekh Nazim mengatakan bahwa Allah (swt) mengilhami arsiteknya untuk menemui Nabi (saw): jika beliau adalah Nabi sejati, beliau akan menjelaskan bagaimana cara membangun kubah tersebut. Arsitek itu lalu meminta izin kepada kaisar untuk menemui Nabi (saw) dengan mengatakan bahwa jika ia adalah seorang Nabi yang sahih maka ia pasti mempunyai sesuatu agar kubah ini menjadi sempurna.

Jadi ia pergi dari Konstantinopel dan sampai ke Madinatu 'l-Munawwarrah. Ketika ia tiba, ia mendatangi Rasulullah (saw). Rasulullah (saw) bertanya darimana ia berasal. Ia mengatakan, berasal dari Konstantinopel dan seorang arsitek yang sedang membangun gereja terbesar di Timur, tetapi mempunyai sebuah masalah, yaitu setiap kali membangun kubahnya, kubah itu tidak bertahan.

Rasulullah (saw) mengambil sejumlah pasir, dan beliau (saw) memasukkan air ludahnya yang suci ke dalamnya, kemudian beliau mengatakan, "Bawalah pasir dengan air ludahku ini kemudian campurkan dengan adonan semen dan lain-lain, ia akan bertahan."

Syekh Nazim, mengukap rahasia dibalik kisah ini: Ia meminta ilmu kepada Rasulullah (saw). Rasulullah (saw), ketika beliau meletakkan air ludah sucinya ke dalam mulut Sayyidina ibn al-`Abbas'(ra), ia menjadi samudra ilmu. Jadi ketika beliau memasukkan air ludahnya yang suci ke dalam pasir tersebut, beliau (saw) memasukkan ilmu ke dalamnya, artinya "gerejamu hanya akan sempurna dengan ilmuku."

Ini awal kisah 'surgawi' kubah Hagia Sophia. Ilmu nabi mulia Islam (saw), menjadi dasar keabadian kubah agung itu. Sang arsitek mengambil ilmu dari Rasululluhah saw, tetapi 'menyembunyikannya' dan mengkalimnya sebagai 'ilmu arsiteknya' sendiri. Faktanya ilmu suci itu, membuat kekokohan kubah hingga akan mampu menembus segala zaman, duniawi dan ukhrawi.

Menurut syekh Nazim, ketika Allah (swt) menghancurkan bumi ini untuk membangun bumi baru pada saat Kiamat, kubah itu tidak ikut hancur. Kubah itu akan terlepas sebagaimana tutup poci teh dan akan menggelinding karena adanya kekuatan Rasulullah (saw) di dalamnya.

Di abad 14, era pemerintahan Ottoman, Hagia Sophia telah kembali pada fungsi surgawinya sebagai masjid. Meski pada abad 19 pertengahan, disekularisasi menjadi museum, untuk kemudian di awal abad ke 20, statusnya dikembalikan menjadi tempat Ibadah bagi kaum Muslim.

Syekh Nazim menyebut, ketika Shahibu 'z-Zamaan, Imam Mahdi (as) datang, dia akan ke Istanbul. Shahibu 'z-Zamaan akan menerima amanat suciNya, di sebuah istana di belakang masjid. Beliau beserta khalifah dan wuzara (menteri-menterinya) akan melakukan shalat di dalam masjid tersebut.

Kubah Hagia Sophia adalah kubah surgawi. Selamanya menjadi saksi, akan sejarah Keabadiaan. Keabadian yang terefleksi dalam ilmu suci Rasulullah SAW dan realitas teringgi dari kekuasaan dan kemahaperkasaanNya.

SM. Oktober 2022

#Tulisan ini terinspirasi syuhbah Syekh Nazim tentang Hagia Sophia, https://naqsybandi.com/tag/hagia-sophia/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun