Dia adalah makna dari tangan ilahi yang bergerak dalam bentuk yang Dia rahasiakan.
Dia mengingatkan manusia kehadiraNya melalui detak jam dinding yang tergantung di tembok rumah, mengingatkan kita melalui tanggal-tanggal yang diberi tinta hitam dan merah.
Dia bergerak membawa kehidupan pada kematian kemudian kembali pada kehidupanNya.
Keberadaanya adalah saksi bagi kehidupan dalam kematian, dan dalam kehidupan kembali, ketika dia bergerak makin mendekat kepada Sang Raja, yang telah memilihnya sebagai Tangan yang maha pasti.
Dimanakah diri kita dalam waktu? Bagi yang mengetahui, akan melihatnya dalam tarian maknawi indah gemulai. Bagi yang buta, hanya melihat dirinya berdiri dalam sejarah persimpangan masa lalu, sekarang dan masa depan. O waktu betapa berat deritamu bagi yang buta. Betapa ringan senyummu bagi yang memandang.
Kelak waktu akan berlari-lari riang menuju Tuhannnya, memberi kesaksian, dengan linang air mata dan dengan sungging senyum yang ceria.
Dan degarlah, Tuhan bersumpah demi waktu.Â
"Celaka bagi bagi yang mengotorinya, bahagia bagi yang mensucikannya".
SM. 1 Muharram 1443 Hijriah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H