Dik, sungguh aku sedang melukis dalam hidupmu
Sebuah pelaminan pengantin berhias manik-manik emas
Gaun indah dari tenunan ulos Batak yang pantas
Dan aku telah mengundang ribuan penari untuk menghiburmu
Menggandeng lengan kirimu dialtar gereja suci
Berharap seribu doa kebaikan menaungi
Kisah ini mungkin tiada akan perna ada
Aku hendak pulang
Tepat ketika matahari beranjak ke ubun-ubun, di Jumat agung, gelegar petir menyambar membawa kematian. Petir cambuk api dari tangan angkara manusia tanpa hati, menembus dadanya. Yang 'ditolong Tuhan' kini kembali ke haribaanNya. Membawa kisah yang akan diadukan kepasa Sang Penolong.
Dik, carilah yang lain yang akan menggantikankuÂ
Disisi hatimu yang lain aku akan senatiasa mendampingi