Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebencian Atas Nama Tuhan

22 Mei 2022   14:47 Diperbarui: 22 Mei 2022   14:50 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEBENCIAN ATAS NAMA TUHAN

Tuhan tidak lagi mengulurkan murkan pada kebencian yang dimuntahkan atas namanya. Tuhan hanya menunggu senyum bunga-bunga kecil yang tumbuh di ladang-ladang derita. Karena tuhan tidak lagi mengulurkan murka pada senyum kebencian bunga-bunga kecil yang tumbuh atas namanya di ladang-ladang deritaNya.

Antara murka, kebencian, tuhan dan atas namaNya, manusia memenuhi tangannya dengan lumur dosa setelah menanam bunga-bunga kehancuran disetiap padang-padang sejarah yang membuahkan derita bagi saudara sendiri.

Dan tuhan tidak mungkin tidak tahu  kebencian yang ditanam pada tanah zaman atas namaNya.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  Puisi ini telah mengalami pengeditan ulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun