MENUNGGU KELAHIRAN
Aku menunggu kebangkitan dari liang kubur benda-benda asing yang bertebaran disetiap tatap mata; dunia modern telah menjadi taman di hamparan peradaban.
Aku menunggu kelahiran dari rahim jalan-jalan aspal licin yang bergaris-garis disetiap penjuru pandangan; fantasi modern menghiasi mimpi  setiap etape generasi.
Kemana sang tabib yang akan menolong sang bunda melahirkan bayi, yang dulu pernah besar pada abad dimana manusia akrab dengan senyum dewa-dewi.
Kemana para penggali kubur yang akan menggali pusara purba yang telah mengkristal sejarahnya disetiap kenangan generasi, kini mati dan tersembunyi dalam gembolan-gembolan kusam para rahib.
Aku menunggu kebangkitan, menunggu kelahiran masa. Masa: saat siang, saat malam yang terdengar kicau semesta yang menembang tentang senyuman Tuhan yang berlarian di taman setiap hati manusia yang tenggelam dalam tafakkur kehambaannya.
DONGENGAN PASCAL
Dongeng tentang tuhan diceritakan pada anak-anak yang berlingkaran di bawah langit-langit malam hitam, oleh seorang kakek tua yang lahir dari huruf dan angka-angka. Keesokan hari, anak-anak mengambil mistar penggaris dan pensil, mencari tuhan pada lembaran kertas putih yang penuh tabel-tabel kosong.
Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008. Â Puisi ini telah mengalami pengeditan ulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H