Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Puisi: Pergantian Musim dan Sejarah

25 April 2022   16:38 Diperbarui: 25 April 2022   16:40 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bahasa.newsbytesapp.com

PERGANTIAN MUSIM

Langit memanjakan wajahnya dengan warna-warna kelabu, sebab mendung mendatanginya di pagi hari mendahului matahari. Langit berkata pada mendung, "Kenapa engkau datang, sepanjang musim ini aku tidak pernah berduka di pagi hari". "Banyak pohon-pohon berduka sepanjang musim ini dan mereka menanti kedatanganmu, setiap helai nafas adalah kecemasan yang pasti", berkata mendung pada langit.

Segera langit mengirim kabar pada matahari, untuk menjumpainya setelah kelabu pipinya sirna bersama tawa riang pohon-pohon yang merana, selama percintaan langit dan matahari sepanjang musim ini. Hujanpun tumpah dari pori-pori awan dan menjadi pahlawan bagi kekasihnya pada musim yang baru tiba ini.

Segera Tuhan mengulum senyumnya, menyaksikan ciptaannya patuh mengikuti irama nafasNya yang berhembus disetiap urat nadi semesta.

SEJARAH

 

Putaran waktu bergerak ke titik hampa yang penuh labirin, tanda berarak menuju ke waktu tak bernama dalam kepastian nyata: itulah sejarah sebagai bahtera Nuh tempat manusia menumpang, berlayar ke pelabuhan Abadi.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun