Mohon tunggu...
Syafruddin Moha
Syafruddin Moha Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selalu optimis melihat realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Capres dan Cawapres 2014

16 Juni 2014   10:37 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesta demokrasi sebentar lagi akan dilaksanakan, tepatnya 9 Juli 2014 jadi jangan lupa yach ? untuk mengambil bahagian dari pesta demokrasi kita untuk menuju perubahan dibawah komando presiden dan wakil presiden baru kita nantinya. Demi kelangsungan cita-cita para pahlawan dan pendiri bangsa.

Persaingan capres dan cawapres kini menjadi salah satu komoditi setiap calon mengambil hati rakyat di seluruh indonesia. Berbagai cara dilakukan dalam menarik simpatisan dan dukungan masyrakat seperti halnya melakukan kunjungan ke berbagai daerah di seluruh indonesia, penyampaian visi dan misi mereka baik di media sosial maupun elektronik. para pendukung pasangan calon sudah diatur sedemikian rupa sesuai instruksi dari tim-tim para pemenang sehingga sirkulasi sampai ke daerah dan langsung ke masyrakat menjadi bahan penilaian tersendiri khusus kepada para pemilih yang belum mengenal rekam jejak para calon presiden dan wakil presiden.

Disamping hal senada pasangan nomor urt 1 kini dibawah komando Prabowo subianto dan Hatta Radjasa. Nomor urut 2 kini dibawah alih Jokowi dan Jusuf Kalla. masing-masing calon punya strategi khusus untuk tampil sedemikian rupa sesuai kreatifitas tim dan kadidat untuk mengambil dukungan kepadanya di seluruh rakyat indonesia.

Sebagai warga negara yang baik kita dituntut untuk saling menghargai diantara para calon. Kendati yang beredar dimasyrakat awam ketika pilihan mereka berbeda, maka timbul rasa kecemburuan sosial. Barangkali bagi daya serap para pemilih cerdas tidak mungkin terbuai melihat kondisi ini. Namun bagi pemilih yang daya serap pendidikan kurang ditambah belum terlalu mengenal calon presiden dan wakil presiden mereka akan membuat mereka sendiri terjebat di antara lingkungan sekeliling mereka.

Justru dari hal inilah bagiman strategi setiap tim pemengan calon presiden dan wakil presiden ini untuk menentralisir dan memberikan pemahaman yang baik secara arif dan bijaksana dalam kondisi dan siklus masyrakat yang notabene seperti keadaan tersebut.

Strategi setiap calon banyak kita lihat memakai media iklan untuk menarik simpatisan masyrakat namun yang menjadi kekurangan menurut saya dari iklan ini adlah tingginya bayaran ketika mengiklankan di media tv swasta. hehehe...! Tapi ini tidak menjadi kendala tiap calon untuk mempromosikan diri mereka kendati dalam pesta demokrasi ini. Sebagai kadidat harus siap kalah pastinya dan siap menerima kekalahan begitu juga para pendukung dan tim pemengang di tiap daerah.

Saya kira bahwa setiap calon yang kita lihat di media khususnya di tv dan media cetak. kejelian kita dalam mengambil sikap dan memilih siapa sih sebenarnya yang layak untuk memimpin  5 tahun kedepan. karena diantara calon beberapa karakter tambahan yang banyak mereka tampilkan! Mungkin itu adalah salah satu strategi mereka. Semoga diantara kedua calon ini benar-benar dan komitmen yang tinggi untuk merubah indonesia tercinta ini kearah yang lebih baik dan kesejahteraan hidup masyrakat.

Kita berharap setiap kampanye politik pastilah tersusung yakni JANJI POLITIK. kini hanya masyrakatlah yang harus benar-benar jeli dalam menentukan pilihan. Jangan sampai hanya janji diatas pangung belaka. Janji ini sudah sangat lumrah di telinga kita, jangnlah rakyat yang selalu dikorbankan.

Semoga kita dapat memilih pemimpin yang sesuai dengan kata hati kita tanpa ada desakan, paksaan dari pihak yang lain untuk menggilir suara tertentu dalam memenangkan calon presiden dan wakil presiden kita ke depan. Silahkan pilih slogan anda SELAMATKAN INDONESIA versus INDONESIA HEBAT.

Semoga bermanfaat mohon maaf ketika ada ketikan dan ejaan kata yang kurang berkenang.

Terima Kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun