Mohon tunggu...
Syafruddin dJalal
Syafruddin dJalal Mohon Tunggu... profesional -

bagi Kompasianer yang satu ini, hanya ada satu Indonesia yakni Indonesianya, Indonesia Anda dan Indonesia kita. Mengapa harus berbeda tegasnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengintip Rahasia ASA dalam Mengolah Dapur Negeri Ngotjoleria

11 Desember 2009   06:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:59 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_36486" align="alignleft" width="220" caption="ilustrasi"][/caption]

ASA, demikian Andi Syoekry Amal biasa disapa. Salah seorang pentolan Negeri Ngojtoleria  ini yang saya tahu adalah tipe manusia serius. Tentu jauh panggang dari api jika ditelisik aktifitasnya berkompasiana selama ini. Ia yang mencetus lahirnya “Tag Negeri Ngotjoleria” bahkan dinobatkan jadi raja lengkap dengan Inge sebagai permaisurinya.

Kompasianer nan budiman pun tahu, bahwa Ngotjoleria adalah media bagi para kompasianer untuk menyalurkan bakat ngocol nya baik melalui tulisan maupun gambar atau bahkan keduanya sekaligus. Sehingga wajar jika bertahta kesan lucu dibenak kita, jika berinteraksi dengan warga Negeri Ngotjoleria.

Tapi tidak bagi ASA. “Ngocol bukan berarti konyol” katanya kepada saya suatu ketika saat saya

[caption id="attachment_36487" align="alignright" width="272" caption="asa lagi nyantai"][/caption]

mampir ke kediamannya. (Ahemm .... di alam nyata, kami berdua adalah insan yang sulit dipisahkan tapi bukan berarti kami homo lo... heee masih normal). Hanya saja, lanjutnya, “Tag Ngotjol masih baru, ia adalah adik balita kompasiana. Dan bukan mustahil suatu saat nanti postingan warga Ngotjoleria berisi gagasan kritis yang disampaikan dengan cara ngocol.” Saya menimpali penjelasannya itu dengan mengatakan :”Ya... seperti republik mimpi” Dan Sang Baginda ini pun mengamininya seraya mengatakan, kenapa tidak... tapi semua itu melalui sebuahproses. Tidak jatuh begitu saja dari langit. Semuanya by proses kawan!”

Dan bagai air mengalir, Asa mengurai sejarah berdirinya Negeri Ngotjoleria sambil sesekali memplototi laptopnya yang menampilkan beranda kompasiana, Ia merating postingan yang masuk dan juga mengomentarinya.

“Kenapa gak sekalian buat konstitusi Ngotjoleria” gumam saya dalam hati ketika itu. Tentu dengan harapan, agar kelak The founding father Negeri Ngotjoleria tidak sesuka hati menvonnis postingan(ngocol) si Fulan menyalahi tujuan berdirinya Negeri Ngotjoleria. Sebab sudah ada pegangan kan? Bukan hal subjektif yang dipaksakan menjadi sebuah titah yang wajib dilaksanakan oleh warganya. Itu namanya gak demokratis. Heee....

Saya jadi takjub akan dedikasi sahabat saya ini. Sebab bukan hal remeh untuk mencermati postingan yang masuk. Apalagi merating dan mengomentarinya. walaupun  kadang sekadar mengucapkan “Selamat datang” atau apalah kalimat yang senada dengan itu kepada mereka yang baru saja bergabung sebagai kompasianer. Kalau dia admin, ya .... saya kira semua itu adalah tanggung-jawabnya selaku pengelola. Tapi nyatanya, sama-sekali tidak! Bersua dengan mereka saja, yang saya tahu belum pernah terjadi.Itulah Asa! Adakah sesuatu yang dapat diukuryang diperolehnya dari semua itu?Tak satupun kecuali, sesuai penegasannya, yakni “pertemanan”.

Kehangatan pertemanan di media virtual, menurutnya akan dirasakan ketika kita sudi meluangkan waktu satu-dua jenak untuk saling memberi perhatian. Apatah lagi sesama kompasianer. Yang dapat dilakukan dengan cara seperti mengomentari atau merating postingan! Sama seperti yang Ia lakukan selama ini, terutama kepada para “Gang Negeri Ngotjoleria”. Dengan begitu imbuhnya, intensitas interaksi kian menguat. Sebab teman pun akan melakukan hal yang serupa. Oh .... itukah rahasianya selama ini kawan? Mungkin saja...

Tapi saya percaya bahwa perhatian dari orang lain kita butuhkan di tengah kemasing-masingan yang kian mengental. Wassalam

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun