Saya akan mencoba mengupas sebuah buku istimewa yang berjudul “5 CM” karangan Donny Dhirgantoro. Buku ini merupakan salah satu buku best seller di Indonesia.
Pertama-tama, kenapa saya sebut novel ini buku istimewa? Karena buku ini adalah sebuah novel yang sangat menginspirasi saya dalam menjalani hari-hari saya selanjutnya, memberikan keberanian, dorongan dan kekuatan dalam hidup.
Lanjut ke garis besar ceritanya,
Berlatar di Jakarta, ada lima sahabat yang telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun, dimulai dari masa SMA. Mereka berlima adalah Arial yang digambarkan seorang yang tampan dan berbadan atletis, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang cungkring dan suka berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Mereka selalu menjalani hari-hari bersama, nongkrong di rumah Arial atau di SMA mereka sekalipun mereka sudah lulus. Memiliki kegemaran yang aneh-aneh mulai dari mengunjungi kafe dari yang termahal dan yang termurah, sampai menonton layar tancap.
Hingga suatu saat dimana karena setiap hari mereka bertemu ceria dan tertawa bersama akhirnya mereka merasa jenuh antara satu sama lain,
Udah berapa sering sih shit deja vu kita?
Banyak!
Kita bosen kali ya, kemana-mana berlima mulu
Gue sih nggak pernah bosen sama kalian.
Bukan sama orang-orangnya, tapi sama ‘kita’-nya.
dan di saat seperti itu, mereka memutuskan untuk tidak saling bertemu dan berkomunikasi selama tiga bulan. Dimana saat itulah mereka menemukan hal-hal baru yang memperkaya hidup mereka sebelumnya, walaupun juga mereka selalu tersiksa karena teringat sahabat-sahabatnya. Banyak kejutan yang terjadi setelah 3 bulan mereka tidak betemu.
Dan akhirnya pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya dirayakan dengan sebuah perjalanan. Dimana sebuah perjalanan ini penuh dengan keyakinan, cita-cita, mimpi, dan cinta. Perpisahan dan perjalanan yang mereka lewati ini ternyata telah membuat mereka menjadi manusia yang sesungguhnya, tidak hanya seonggok daging yang hanya bisa bicara, berjalan, dan punya nama.
Novel karangan Donny Dhirgantoro ini mengajak kepada para pembaca untuk lebih mencintai tanah air ini.Sisi penokohan dalam cerita ini cukup spesifik membuat pembaca seolah-olah kenal dengan mereka. Walaupun konflik dalam cerita ini kurang, tetapi cerita ini merupakan cerita yang bagus karena ringan dan mudah dipahami. Yang paling saya sukai adalah saat perjalanan dari Jakarta ke Malang.
Dalam penceritaannya seolah-olah pembaca diajak untuk masuk ke dalam suasana gerbong, angkot, jeep dan suasana lainnya yang mereka lalui hingga mereka tiba di puncak Mahameru.
Perjalanan mereka adalah mendaki gunung Semeru "tanah tertinggi pulau jawa". Sungguh indah pendeskripsian tempatnya. Kehebatan penulis pun terlihat dalam banyaknya lirik-lirik lagu mancanegara, indonesia dan kata-kata filsuf Yunani jaman dahulu yang dikupas penuh makna, menunjukkan kepada para pembaca bagaimana makna hidup itu dan bagaimana kita menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Dalam menbaca buku ini berhati-hatilah anda karena emosi anda akan dipermainkan, mulai dari kelucuan, kekompakan dan keharuan yang bisa membuat pembacanya menitikkan air mata.
Sebagai penutup, sudah tak terhitung lagi berapa kali saya membaca buku ini dan setiap saya ada keinginan untuk membaca lagi, saya ambil buku ini lagi dan mecuplik di bagian yang saya ingin baca. Benar jika buku ini secara tidak langsung juga mengubah cara pandang saya tentang hidup, karena untuk mewujudkan suatu mimpi perlu sebuah usaha yang lebih dari biasanya untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H