Mohon tunggu...
hikbal pane
hikbal pane Mohon Tunggu... Mahasiswa - menyukai bunga; ekspresi, mekar dan bebas.

Mahasiswa Universitas Negeri Medan, Fakultas Bahasa dan Seni, Prodi Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

#1Rinai dan Puisi-puisi Lainnya

14 September 2022   23:46 Diperbarui: 14 September 2022   23:59 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2021.

Rinai pun Risau

sembari pagi, kubuatkan segelas siang. kau melenguh soal semalam. ada duka disana. beberapa waktu dan hari ini juga, kita berdiam sepi. sunyi, seakan mulut-mulut kita tercekat dan tak ada rayuan lagi.

hujan menyapu abu jalanan. kutahu hanya rintik saja. tapi kulihat matamu membekas pada tiap butir itu. saat itu pagi dan 10 tahun lalu. kita disana, pada butir-butir itu dan ada peluru padamu. sayatan, bayang Ibu-Ayahmu, kau meringis sambil merangkulku.

katamu, dunia bukan untukmu. baiknya kau merasa tidak pernah ada. tapi aku menenangkanmu. dan kau pergi. bahkan setelah sarapan tadi, kau beda. kusapa, kau pergi. sudah malam, kusapa kembali. kau tak pernah kembali. aku sudah risau nih.

2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun