Mohon tunggu...
RH SYAFRILAARUM
RH SYAFRILAARUM Mohon Tunggu... Guru - situs pembelajaran

semua buruh pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Gaya Hidup Mahasiswa di Kota Malang selama Covid-19 Awal

24 Oktober 2021   10:26 Diperbarui: 24 Oktober 2021   10:35 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Covid-19 atau  coronavirus dan banyaknya kasus yang disebabkan oleh virus ini telah membuat perubahan yang sangat signifikan bagi masyarakat luas. Anjuran pemerintah untuk tetap  di rumah menghambat semua aktivitas. Namun, teknologi yang semakin canggih saat ini membuat kendala tersebut  dapat diatasi. Meski tidak 100% teratasi,  hampir semua aktivitas bisa dilakukan di rumah dengan bantuan teknologi.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan memiliki sifat ingin selalu  hidup bersama untuk memenuhi kebutuhannya. Kecenderungan hubungan tersebut mengarahkan orang untuk terus berkomunikasi dengan orang lain melalui media interaksi. 

Interaksi sosial adalah kunci dari semua aktivitas sosial. Sejak pemerintah memberlakukan jarak sosial yang dirancang untuk mengekang penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan, interaksi antara orang-orang dibatasi dan fasilitas umum, termasuk institusi pendidikan, ditutup sementara. 

Akibat Covid-19 muncul beberapa masalah sehingga saat ini menunjukkan gejala yang cukup parah hingga menyerang berbagai daerah dengan mengubah banyak pola hidup, termasuk gaya hidup atau lifestyle yang  telah menunjukkan perubahan mendasar di masyarakat.

Oleh karena itu, institusi pendidikan mengalihkan pertemuan kelas mereka dengan pertemuan online atau pekerjaan rumah untuk meminimalkan pertemuan  di  ruangan yang sama di sekitar dan menghindari keramaian. 

Covid juga berhasil mengubah kebiasaan siswa, yang biasanya gaya hidup siswa erat kaitannya dengan perkembangan eksternal dan budaya, baik  positif maupun negatif. Dapat dikatakan bahwa budaya asing telah menjadi tolak ukur bagi mahasiswa untuk tetap  eksis sesuai keinginannya. Gaya hidup mahasiswa saat ini cenderung hedonistik. 

Namun, di masa pandemi seperti ini, banyak hal yang berubah: lebih banyak waktu luang, biaya yang terbuang, pembelajaran online yang kurang optimal, interaksi dengan lingkungan luar yang kurang.

Dalam hal ekonomi,  perubahan gaya hidup dalam belanja online adalah contoh  yang paling tepat dari dunia nyata. Pada tahun 2020, BPS  melakukan survei sosiodemografi tentang dampak COVID19 dan membahas antara lain perilaku belanja online. 

Hasilnya, 9 dari 10 responden berbelanja online, dan perilaku belanja mahasiswa juga berubah selama pandemi COVID19.  31% dari mereka yang disurvei melihat peningkatan dalam pembelian online mereka, sementara hanya 28% dari mereka yang mengalami penurunan.

Terlepas dari peningkatan belanja online ini, tidakkah mereka juga menyadari bahwa hal itu pasti memiliki efek negatif? Sementara kenyamanan belanja online  dapat menguntungkan  produsen,  bagi mereka, sebagai konsumen, hal itu dapat membenamkan diri-nya  dalam gaya hidup konsumen. 

Dalam arti luas, konsumsi adalah perilaku konsumsi yang boros dan berlebihan dimana keinginan ditempatkan di atas kebutuhan dan tidak ada skala prioritas (Vicynthia, 2010). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun