Sinar matahari meredup. Senja akan beranjak pulang ke barat. Pohon-pohon kota memandangi orang-orang yang lalu lalang. Hingar bingar kendaraaan terlihat memenuhi keramaian jalan. Saya bersyukur, kabut asap sudah menepi. Wajah kota tak buram lagi. Semua tampak kembali bening dan terang.
Ketika saya tiba di Kebun Handil. Kanan-kiri jalan dipenuhi pernak-pernih penjaja asesoris otomotif. Sekedar diketahui saja, pasar Kebun Handil adalah salah satu pasar otomotif terbesar di provinsi Jambi. Pasar ini menyediakan berbagai macam kebutuhan otomotif. Mulai hal tetek bengek ada, asesoris ada, dan bongkar mesin juga ada. Bisa kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Bagi kamu anak raider, pasti kenal kebun handil.
Hari itu, kami sudah janjian lewat facebook, akan kopi darat di sini. Ini pengalaman kopdar saya yang pertama. Hati rasanya dag-dig-dug tak menentu. Saya ditemanin oleh si putri kecil. Saya akan kopdar dengan seorang Kompasianer yang cukup senior yaitu mba Maria Margaretha. Kami kumpul di Indomart Kebun Handil.
Kami ngobrol perkenalan sedikit. Ngobrol sedikit. Tak berapa lama. Tancap gas. Lalu...Byurrr... menembus hiruk pikuk keramaian kota.
Bingung juga cari tempat lokasi. Mau kemana ya. Keliling-keliling, muter-muter, akhirnya nemu tempat yang pas, warung empek-empek Bang Mamad di Simpang Kawat. Kalo ada yang bertanya. Kenapa di warung empek-empek? Mungkin jawaban yang pas, karena empek-empek adalah ikonnya orang Sumatera.
Ini sebenarnya tak penting, tapi, saya rasa, perlu juga disampaikan. Kenapa?
Karena Kompasiana.
Sekali lagi, Kompasiana adalah jembatan hati. Kompasiana mampu menjembatani hati para kompasianer untuk saling share and connecting. Berkat Kompasiana kami bisa bertemu muka (kopi darat) seperti ini. Terimakasih Kompasiana.
Ooo..iya. Perlu diketahui, catatan ini penekanannya bukan tentang warung, apalagi soal empek-empek. Walau lokasinya di warung empek-empek. Itu hanya kebetulan saja. Tapi, lebih pada connecting-nya.
Kami ngobrol dan ngobrol lagi. Ini perjumpaan yang penuh kehangatan. Kami berbicara tentang kompasiana. Tentang siatuasi terkini di kompasiana. Kesan dan kesan Ngeblog di kompasiana. Bertemu banyak orang dengan beragam karakter. Saling menilai dan dinilai. Pokoknya, rame deh.
Dan ini yang penting juga untuk diketahui. Sejak mba Maria Margaretha pindah tugas ke Kota Jambi. Saya komen begini, “Semoga betah di kota jambi ya mba Maria. Ehhm, dan ada yang mengikat juga, agar jadi warga Jambi. Ehem...ehem...”
Saya juga berterimakasih yang segede-gedenya buat mba Maria. Saya sudah diberi buku Refleksi 70 Tahun Indonesia terbitan Peniti Community.Terimakasih Buku keren-nya mba Maria Margaretha.
Tak berapa lama, pelayan warung datang membawa pesanan kami.
Nah, ini dia Rujak Mie. Mie dari campuran bihun rebus ditaburi irisan tahu di potong semi tipis-tipis. Ada timun di iris kotak-kotak. Empek-empeknya dipotong persegi tak beraturan. Kuahnya hitam pekat dari cuka dan agak pedes dikit.
Rujak Mie tampak samping (dok.mm)
(dok.pri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H