Pagi menjelang siang.
Matahari tak tampak di langit Kota Jambi. Perjalanan saya terasa sedikit berat dan melelahkan. Vario Techno 125 cc meluncur menembus lajur angin. Kiri kanan jalan diselimuti partikel-partikel kabut asap. Pemandangan rada remang-remang. Tibalah di tepi Sungai Batanghari nan anggun dan tenang. Dari sana, sekitar 18 km masuk lagi ke area kompleks percandian Muaro Jambi. Tiba dilokasi, saya segera memarkir motor.
Saya pun berjalan masuk, pikiran seolah melayang ke abad X Masehi. Saya lihat-lihat sekeliling gerbang masuk dan coba melempar senyum pada masa lalu. Di sini suasana aroma kental kerajaan Melayu Jambi seolah dibekukan oleh waktu. Saya berhenti sebentar, lalu melihat ada plang peta kawasan komplek percandian Muaro Jambi.
---------
Tak berapa jauh dari situ, sedikit agak ke dalam, saya pun mendekati plakat peresmian Candi Muaro Jambi yang ditandatangani oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, 22 September 2011. Persis di sisi kiri-kanan plakat ini dihiasi oleh stupa Buddha dan kantor induk dokumentasi.
Saya agak kecewa juga karena kantornya belum dibuka. Sekedar info, Kompleks Pecandian Muaro Jambi pada tahun 2009, diusulkan menjadi Situs Warisan Dunia.
 -------
Nah, ini mirip semacam pendoponya candi. Tempat para pengunjung beristirahat dan melepas lelah. Bagi pengunjung yang membawa perbekalan, bisa juga makan-makan di sini. Makan siang bareng atau sekedar menikmati cemilan. Tapi, ingat, sampahnya jangan dibuang sembarangan.
-------
Beranjak dari sana, ada tempat penyewaaan sepeda. Para pengunjung yang ingin Nggowes menikmati kawasan komplek percandian ini bisa menyewa sepeda dengan para penjaja yang ada di pinggir jalan. Harganya pun murah meriah, Rp 5.000 - Rp 10,000. Dengan harga itu, para pengunjung sudah bisa menjelajah kawasan candi sepuas hati dengan hati riang gembira nan bahagia penuh sentosa.
-----
------
Persimpangan WaktuAyooo...kita jalan-jalan lagi. Kita coba lihat-lihat dan berkeliling ke bagian dalam kawasan candi. Di persimpangan jalan ada plang. Ada beberapa candi yang bisa dinikmati: Candi Astono, Candi Sialang dan Wisata Agro (pondok duren) surganya penikmat duren kalo lagi musim duren. Yups, saya memilih ke Candi Kembar Batu, dan Kanal Kuno.
-------
-------
Ini Candi Kembar Batu.Candi ini dipagari keliling batu bata berbentuk bujur sangkar berukuran 64 x 54 meter. Ini terdapat beberapa buah candi kecil yang tersusun secara vertikel dan sejajar. Candi induknya memiliki tangga pada bagian depan.
--------
Sekarang, saya sudah memasuki kawasan candi Gedong, Candi Kedaton, dan Candi Mahligai. Ketika saya berjalan, kupejamkan mata dan hilanglah ketegangan.
-------
10-15 menit kemudian, saya melanjutkan perjalanan memasuki area Candi Tinggi yang tampak diselimuti kabut. Saat saya berjalan melewatinya, saya memandang dan menikmati roman sepenggal kejayaan masa silam.
------
-------
Saya meregangkan tangan dan menarik napas panjang. Mungkin perjalanan ini akan lebih bermanfaat, saya bisa menikmati peradaban masa silam dan berbagi lewat Kompasiana. Hanya berkunjung singkat ke Kompleks Percandian Muaro Jambi, lalu pulang.
------
Salam Hangat,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya