Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revitalisasi Bangsa Lewat Penanaman Revolusi Mental dalam Tumbuh Kembang Keluarga

28 Agustus 2015   22:58 Diperbarui: 28 Agustus 2015   22:58 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini merupakan ancaman bagi integritas keluarga dan sangat berbahaya sekali. Untuk itu, keluarga perlu memperkenalkan pendidikan sex yang sehat dan dampak negatif kebebasan pergaulan anak-anaknya. Contoh, soal pernikahan dini. Pernikahan dini ini sangat rentan sekali. Ini bisa dilihat dari resiko hamil muda dan keselamatan bayi, kedewasaan pola pikir dan keteguhan komitmen keluarga muda.

6/ Mengenal Sosial, Sejarah, Bahasa dan Budaya

Merosotnya pengetahuan mengenai warisan budaya menjadi masalah serius yang dihadapi keluarga pada saat ini. Sudah barang tentu pengetahuan ini sangat bergantung pada penguasaan aspek sosial, sejarah dan budaya secara baik.

Kebiasaan ini bisa dimulai dengan penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari. Ada kepuasan dalam percakapan di rumah dengan memakai bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Mungkin perlu juga penyegaran dalam keluarga dengan melakukan eksperimen untuk memperkenalkan budaya bangsa. Anak-anak diperkenalkan dan didorong ikut latihan tarian-tarian daerah, menonton pertunjukan seni, memberikan perhatian serius terhadap kegiatan sastra dan puisi, atau liburan akhir pekan ke museum dan situs sejarah lainnya.

7/ Perbaikan Ekonomi dan Kesejahteraan

Perbaikan ekonomi dan kesejahteraan keluarga menjadi syarat wajib yang harus dipenuhi orang tua dalam membangun dan membina keluarga. Kelayakan pendapatan dan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

Untuk itu, perlu dipertimbangankan masak-masak sebelum membangun sebuah keluarga. Apakah sudah punya pekerjaan? Pendapatan yang layak? Karena beban keluarga ini terletak dari kebutuhan ekonomi sehari-hari. Kita tentu sering sekali mendengar, pertengkaran dan perceraian dalam keluarga hampir 80% disebabkan karena persoalan ekonomi.

8/ Peduli Lingkungan

Tahap terakhir adalah perlunya menanamkan kesadaran sosial dalam keluarga. Hal ini dapat dilakukan dengan hal yang sederhana. Misalnya, membangun hubungan baik dan silaturahmi dengan para tetnagga yang tinggal di lingkungan sekitar.

Dalam hal yang lebih luas lagi, ikut terlibat dalam kegiatan kepemudaan dan kerukunan warga. Bergotong royong dan kerja bakti warga, bermusyawarah soal keamanan lingkungan. Ini bisa menciptakan rasa memiliki dan rasa kepedulian sosial terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun