Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahok diperiksa Bareskrim, Lulung dan Taufik Bersuka Ria?

29 Juli 2015   23:19 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:46 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screen Shot (www.kompas.com)

Kabar gembira datang dari Markas Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri. Ahok diperiksa penyidik Bareskrim terkait sebagai saksi kasus pengadaan alat Uninteruptible Power Supply (UPS). Hal ini sontak saja jadi euforia kemenangan ‘duo seteru’ bebuyutannya, Haji Lulung dan M. Taufik. Mungkin, pantaslah bila duo seteru Ahok ini merayakannya sambil bersuka ria. Sebuah kemenangan yang gilang gemilang.

Coba kita tekan tombol rewind kasus ini. Kasus pengadaan alat alat UPS ini bermula dari keganjilan di APBD 2014. Ahok merasa ada yang tidak beres. Ahok menilai pengadaan alat UPS ini sebagai anggaran siluman. Karena tak terima itu, Ahok membawa berkas-berkas dan melaporkannya ke pihak KPK. Berselang beberapa waktu kemudia, berkas-berkas laporan itu dilimpahkan ke Bareskrim Polri. Dan sekarang sedang dalam penyidikan pihak Bareskrim.

Perseteruan panjang dan melelahkan antara Ahok vs Haji Lulung-Taufik membuat sebagian penonton televisi mungkin bosan. Saling lempar-sahut ejek-ejekan dan tuding tudingan satu sama lain. Sebuah percekcokan orang dewasa yang agak bergaya kekanak-kanakan. Tapi, syukurlah, sekarang agak sedikit reda. Saya tak habis pikir. Cuma bisa geleng-geleng kepala saja.

Sebagai pihak yang merasa sudah menang. Tentu Haji lulung dan Taufik sedang berada di atas angin. Dan orang yang berada diatas angin, biasanya ada yang berubah: hidung dan kepala jadi besar. Ucapan selamat pun mengalir bak sungai di musim hujan. Taufik menyampaikan ucapan selamat atas diperiksanya Ahok oleh Bareskrim. Tentu hal ini menimbulkan perasaan puas yang tak terkira. Dada menjadi plong dan senyum lebar terkembang. “Selamat ya, diperiksa Bareskrim!” serupa orang yang sedang mengucapkan selamat di pesta ulang tahun. Kalo saya ada di sana, saya pasti akan tersenyum juga.

Hal senada juga dialami oleh Haji Lulung. Hati siapa yang tak senang kalo sedang merasa menang. Haji lulung justru punya cara lain merayakan kemenangan ini. Dalam komentar terbarunya, Haji Lulung justru mengatakan harusnya Ahok yang jadi tersangka. Hal ini tak terlepas dari tanggung jawab gubernur DKI sebagai Pengguna Anggaran. DPRD DKI hanya sebagai menyetujui usulan anggaran yang diajukan oleh Gubernur DKI.

Ada hal yang menarik dari kasus UPS ini. Pertama, lain yang ribut, lain yang jadi tersangka. Yang ribut Ahok vs Haji Lulung-Taufik, yang jadi tersangka Alex Usman dan Zaenal Soleman. Alex berperan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Zaenal Soleman berperan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)dari Dinas Pendidikan Jakarta Pusat. Karena pengadaan UPS ini diperuntukan bagi sekolah-sekolah di kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.

Kedua, Bukan Ahok namanya kalo tak pandai humor. Seperti pantun bersambut, komentar Haji Lulung soal ‘ganjaran status tersangka’ dibalas Ahok dengan bercanda. Ahok menyebut Haji Lulung pantas menggantikan pak Buwas sebagai Kabareskrim, kalo seandainya dulu Haji Lulung masuk Sekolah Polisi.

Menonton episode panjang perseteruan ini, Saya jadi ingat. Pengalaman saya dengan seorang teman akrab dulu waktu masih muda-muda dulu. Dia teman baik saya, kawan konco erat sekaligus musuh berat. Di satu sisi, kami sering bertengkar, ribut dan berselisih.

Di sisi yang lain, saya dan teman saya itu adalah dua komponen yang saling melengkapai. Seperti sepasang sepatu. Tak lengkap kalo hanya memakai sebelah saja. Lucu jadinya. Uniknya, kalo dalam perseteruan ini justru sebaliknya. Kalo Ahok berpasangan dengan Haji Lulung malah sering berantem gak ada ujungnya. Ya, sudahlah.

Salam Hangat,

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun