Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beginilah Calon Kepala Daerah Menjaring Pemillih

28 Juli 2015   01:40 Diperbarui: 28 Juli 2015   01:40 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pilkada Serentak 2015

Semarak ‘Hajatan Rakyat’ segera tiba. Ya, Pemilihan kepala daerah (Pilkada) kali ini akan berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia. Rencananya, di gelar pada tanggal 9 Desember 2015. Sudah terbayang di pelupuk mata saya, betapa riuhnya euforia hajatan akbar ini nantinya. Bikin jantung Dag-Dig-Dug Seeerrr.

Berdasarkan data KPU, pilkada serentak 2015 diselenggarakan di 308 Kabupaten/Kota di Indonesia. Perinciannya, 224 pemilihan Bupati/Wakil, 36 pemilihan Walikota/Wakil, dan 9 pemilihan gubernur/wakil. Dan, tentu saja ini sekaligus tercatat dalam sejarah politik sebagai perhelatan pilkada terbesar pertama di Indonesia. Wonderfull...deh.

Anda tentu sudah punya ‘Jagoan’ yang akan didukung nantikan. Buat yang belum ada ‘Jagoan’ nya, kenali betul tranck record (rekam jejak) si calon. Trus, soal kedekatan emosinal anda dengan si calon. Apakah si calon masih tetanggaan, satu RT, satu kompleks, atau satu Kampung dengan dia.

Ingat, pilihan boleh beda ya, tapi persahabatan tetap terjaga. Saya dan kita semua tentu memiliki harapan yang sama agar pilkada serentak ini berlangsung aman dan damai. Amiin.

Saya tertarik memperhatikan para calon kepala daerah dalam menjaring pemilih. Yuk, kita kenali seperti apa stategi para calon kepala daerah dalam menjaring pemilih.

1/ Relawan

Munculnya sekelompok massa yang menamai diri mereka SAHABAT A, TEMAN B, atau KAWAN C. Sekelompok massa ini nanti menamakan diri mereka relawan. Tugas pokok meraka adalah untuk menggalang massa pemilih. Langkah awalnya adalah para relawan mulai membuat posko-posko di beberapa titik stategis yang memungkinkan untuk pertemuan antar kelompok-kelompok massa. Biasanya lokasinya terletak dekat dengan keramaian atau di persimpangan jalan.

Ciri khas posko-posko ini biasanya banyak ditempel gambar pasangan calon, bendera partai pengusung, dan baliho ukuran Double Jumbo memuat foto Close Up pasangan calon. Tak berhenti di situ, relawan SAHABAT A, TEMAN B, atau KAWAN C melanjutkan aksinya menarik minat massa dengan menggelar pertandingan sepakbola tarkam (Antar Kampung), Lomba Domino semalam suntuk, Nonton Bareng atau jenis lainnya. Ajang-ajang ini tak ayal bisa menyedot antusiame warga untuk hadir dan kumpul-kumpul.

2/ Blusukan dan ‘Personal Brand’

Istilah ‘Blusukan’ ini dipopulerkan oleh Jokowi pada saat Pilpres 2014 kemarin. Sekarang pak Jokowi-nya sudah jadi Presiden dan metode blusukannya banyak ditiru. Lazimnya, yang jadi sasaran tembak para calon kepala daerah dalam blusukan ini adalah mendekati tokoh dan pemuka agama. Blusukan ke pesantren, minta doa sama pak Kyai yang santrinya ribuan, menyumbang pembangunan masjid, melantunkan tahlilan dan doa bersama. Blusukan seperti ini tentu bukan barang baru di mata saya.

Blusukan juga bisa dikemas dengan apik bila dilakukan di daerah pinggiran kota, kawasan kumuh, tempat-tempat keramaian, atau ke pasar-pasar yang becek. Kalo di daerah pinggiran kota atau kawasan kumuh, para calon kepala daerah tak lupa membawa ‘buah tangan’ untuk warga yang ada di sana. Bantuan atau bingkisan yang diberikan biasanya berupa sembako, pakaian, atao dasar kain. Saya haqul yakin deh, niat para calon itu menyumbang bukan untuk dapat pahala agar masuk surga.

‘Personal Branded’. Saya suka mengamati pakaian yang dikenakan oleh para calon kepala daerah. Saya pikir ini bisa jadi ‘personal branded’ si calon. Misal, pak jokowi waktu kampanye pilpres dulu, pake baju kotak-kota. Akhirnya, trend baju kotak-kotak. Saya salut kejelian pak Jokowi menangkap fenomena ini, hingga pakaian pun bisa memiliki nilai jual dan promosi.

Apa semua harus meniru baju kotak-kotak, gak mesti. Pemilihan atribut pakaian ini juga bergantung karakter masyarakat di daerah pemilihan. Para calon biasanya sudah faham betul selera warganya. Kalo daerahnya mayoritas muslim, biasanya para calon mengenakan pakaian yang islami, pakai peci hitam atau jilbab dan baju muslim. Mereka bukan sok suci, tapi memang harus begitu.

Di daerah lain, ada yang memakai pakaian adat, ikat kepala yang ada tanduk-tanduknya, asesoris gelang dan kalung khas daerah itu dan embel-embel lain sebagainnya. Dalam kajian interaksi simbolik, pakaian dan blusukan adalah atribut simbolis atau lebih mirip sebuah panggung teater yang ditampilkan untuk mendekati calon pemilih secara emosional.

3/ Media Center

Media Center berfungsi sebagai lembaga survey dadakan para relawan untuk mengukur elektabilitas dan dukungan pemilih. Apakah elektabilitasnya tinggi atau rendah? Media Center juga sebagai ajang sosialisasi dan interaksi melalui web site, sosial media (facebook, blog, dan twitter), bbm dan sms center, dan real count. 

Selain itu, Media Center juga sebagai posko untuk mengendus isu tak sedap yang beredar di masyarakat. Apakah itu kampanye hitam atau serang terhadap nama baik si calon. Apalagi seminggu jelang pencoblosan, suasana semakin sengit. Isu-isu lama digoreng dan panas-panasi lagi. Di cari-cari kesalahannya. Di korek-korek kehidupan keluarganya.

Akhir kata, sebelum saya menutup perjumpaan ini. Yang ingin saya katakan di tulisan ini adalah: Yuk, kita berpartisipasi dan ikut mengawasi pelaksanaan pilkada serentak ini. Aman dan Damai Selalu Negeri ku!

Salam Hangat,

-----

Sumber referensi:

1/ https://data.kpu.go.id/hasil_analisis_dp4.php

2/ http://www.cnnindonesia.com/politik/20150603184800-32-57481/kpu-kantongi-data-pemilih-pilkada-terbesar-dalam-sejarah/

 

 

Illustrasi lihat di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun