Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

“Memanusiakan” Sebuah Tulisan

11 Juli 2015   21:55 Diperbarui: 11 Juli 2015   21:55 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memanusiakan sebuah tulisan

 

Manusia adalah manusia. Tulisan adalah tulisan. Lalu, bagaimana “memanusiakan” sebuah tulisan?

Menulis adalah serangkaian hasil proses olah kerja manusia. Dimulai dengan membaca, mendengar, mengamati, mengedit, merasakan dan memikirkan lalu menceritakannya dalam sebuah tulisan. Pelan tapi pasti, prosesi ini kemudian bermetamorfosis. Tulisan menjadi blue print atau cetak biru dalam mendefinisikan diri kita sebagai manusia.

Kita menulis untuk memberi informasi atau opini kepada pembaca tentang suatu kejadian faktual, pengalaman, keadaan, atau aspek realitas yang dijumpai di tengah masyarakat. Tulisan yang baik layaknya berperilaku manusiawi. Kadangkala berkisah dan bertutur, kadang-kadang subyektif. Sewaktu-waktu bisa menjadi pemalu, agresif, kocak dan konyol. Menulis seperti ini membikin hati menjadi senang nan riang penuh gembira dan bahagia. Begitulisah sisi manusiawi sebuah tulisan.

emanusiakan tulisan membutuhkan imajinasi yang baik. Imajinasi ini berfungsi untuk menjahit kata-kata dan merangkainya menjadi cerita yang menarik. Enak dibaca dan perlu. Perlu diingat juga, imajinasi yang terlalu meluap-luap dan tak terkontrol membuat tulisan menjadi bias dan lebay (berlebihan). Fakta-fakta menjadi kabur, tertimbun opini.

Kalo sudah merasa pas dengan suatu ide tulisan, dan merasa ini perlu disampaikan untuk diketahui pembaca, maka segerakanlah menulis. Logika dan penalaran merupakan kunci penting dalam pondasi bangunan sebuah tulisan. Tulisan akan kehilangan nilai kalau dari awal sudah mengandung unsur menyebarkan kebencian, atau memakai ungkapan-ungkapan yang menggambarkan kemarahan, SARA, permusuhan, hasutan dan fitnah.

Ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan dalam “memanusiakan” sebuah tulisan. Yuk, kita lihat sama-sama.

1. Menulis Sosok

Menulis tentang sosok seseorang. Apakah itu sosok seseorang yang ada di sekeliling kita, yang memotivasi atau menginspirasi. Orang-orang kecil yang luput dari pengamatan banyak orang. Tak perlu sosok yang terpandang atau kondang. Tulisan ini biasanya bersifat agak rileks, santai, tidak terburu-buru. Bisa membuat pembaca senyum tertahan, informatif dan menghibur.

Soal panjangnya tulisan, up to you atau terserah saja. Sepanjang itu masih dianggap menarik. Kunci utamanya terletak pada materi tulisan yang personal. Saya sudah banyak membaca jenis tulisan sosok menginspirasi ini di Kompasiana. Para penulisnya mampu hadir disana, mewawancarainya, dan pembaca tergerak dengan semua yang telah dilakukan oleh sosok inspiratif itu. Saya kagum dan sangat bagus-bagus sekali, menginspirasi, serta menggugah kesadaran. Bahkan ada beberapa yang diangkat ke Kompasiana TV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun