Tidak jarang orang yang ingin berbuka bisnis di era pandemic ketakutan akan bangkrut dan produk yang ia jual tidak laku. Jangankan orang yang baru ingin membuka bisnis. Orang yang sudah mempunyai bisnis pun ada saja yang ingin menyudahi bisnisnya karena takut input yang didapatkan tidak bisa menutupi output yang dikeluarkan, alhasil bisnis tersebut bisa bangkrut.
Tapi, ada juga dari mereka yang tetap semangat dan menjadikan pandemic ini sebagai motivasi untuk terus bergerak maju bagi para pebisnis yang sudah menjalankan bisnisnya dari sebelum pandemic. Juga masih ada orang yang tetap optimis dan tidak terlalu memikirkan kerugian, ya yang penting muali dulu aja, soal laku atau tidak, untung atau rugi, itu dipikir nanti. Toh rezeki tidak akan tertukar. Salah satu pebisnis yang baru memulai bisnisnya di masa pandemic ini adalah Dhina.
Bahkan saat ditanya "apakah ada keraguan dalam memulai bisnis tersebut diera pandemic?" mungkin kebanyakan dari pebisnis baru akan ragu, apalagi sekarang sedang masa pandemic. Tapi tidak dengan Dhina, ia menjawab dengan tegas dan tanpa ada keraguan sedikit pun bahwa ia tidak memiliki keraguan sama sekali, lalu ditanya lagi dong "kenapa gak ragu?" dengan keyakinannya dia menjawab bahwa karena tujuan awal dia sebenarnya adalah lebih ke belajar untuk menjahit dari pada berjualan. Dan orang tuanya pun mendukung banget sama apa yang ia lakukan. Sampai-sampai ia menjelaskan bahwa orang tuanya mengantar dia membeli bahan ke tempat bahan dan sebagainya.
Dhina mendirikan bisnis online shopnya mulai dari bulan desember 2020 silam. Setelah pandemic covid-19 ini melanda Indonesia. Memang, Dhina membuka bisnis online shop ini bukan karena pandemic, tetapi Dhina membuka bisnis online shop ini atas dasar motivasi dari sang ibu yang mengajarkan bahwa perempuan sebaiknya memiliki keahlian supaya dapat bekerja meskipun hanya dirumah saja. Dan memang dari kecil Dhina ini sangat suka menonton video youtube yang menayangkan tentang orang yang sedang membungkus paket dagangannya untuk dijual secara online. Karena dhina sejak kecil suka membungkus-bungkus hadiah, dhina pun tertarik dengan bisnis online ini. apalagi jika yang ia bungkus adalah dangangan dan hasil produksinya sendiri.
Selain motivasi yang diberikan ibunya dan kegemarannya dalam membungkus, ia juga mempunyai motivasi berjualan scrunchie di oneline shop karena ia tertarik dengan sedang marak-maraknya orang diberbagai negara berjualan ikat rambut atau scrunchie tersebut. Tidak hanya scrunchie, Dhina juga menjual berbagai jahitannya dalam bentuk manset tangan, masker, dan  inner hijab, karena dia sering kesulitan mencari dua hal tersebut yang sesuai dengan seleranya, maka dari itu ia memutuskan untuk menjahit sendiri dan menjualnya.
Dhina juga mengatakan bahwa ia menjual scrunchie, manset dan inner hijab dikarenakan belajar menjahir produk-produk tersebut tidaklah susah dan tidak memakan banyak waktu. Dan terlebih produk yang ia jual adalah produk-produk yang ia sukai, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan semangatnya dalam memproduksi dan berjualan.
Ternyata, selain menjual tiga barang tersebut, online shopnya juga menjual barang-barang lain, seperti tas dan tuspin yang ia beli dari tempat grosir dan menjualnya secara ecer. Karena menurutnya barang-barang tersebut juga akan bermanfaat dan diminati oleh kaum Wanita.
Walaupun Dhina mendirikan bisnisnya dikala pandemic, ia tetap optimis dan akan tetap berkeinginan untuk menjalani bisnisnya tersebut mau itu pada saat pandemic atau tidak. Untuk masalah apakah input yang dia teriman sebelum dan sesudah pandemic, dia tidak bisa menjawab, apakah input yang didapat naik atau menurun. Karena ia baru membuka bisnisnya setelah pendemic covid-19 ini menyerang. Tapi menurutnya karena di masa pandemic ini banyak dan diwajibkan setiap orang untuk memakai masker, maka ia menuturkan bahwa penjualan masker yang ia jual di online shop memiliki peluang yang besar untuk laris terjual di online shopnya.
Kesulitan yang dialami seorang pebisnis pastilah ada. Ketika ditanya soal kesulitan apa yang dia alami, ia menjawab bahwa kesulitan ia alami selama berbisnis adalah karena ia sempat pindah rumah yang mengakibatkan jarangnya ia bertemu dengan teman-temannya yang satu sekolah, padahal ia telah berpikir bahwa teman-temannya dulu bisa dijadikannya target marketing untuk jualannya. Dan kebanyakan dari konsumen tidak mau menanggung ongkos kirimnya, karena jika diperhitungkan akan lebih mahal biaya kirim dari pada harga barang yang dijual. Hal ini menyebabkan Dhina kehilangan beberapa konsumen yang tidak jadi membeli dikarenakan biaya ongkos kirim yang terlalu mahal.
Suka duka yang dialami oleh seorang pebisnis pastilah berbeda antara satu dengan yang lain. waktu ditanya " apasih suka duka yang dialami?" Dhina menjawab suka yang dia alami adalah pada saat sudah berhasil membuat produknya, dan bertambah berkali lipat Sukanya apabila produk tersebut berhasil terjual dan bahkan ada yang memborong produknya. Dukanya ya, sepertinya sangat umum dialami oleh setiap pebisnis online maupun offline shop, yaitu tidak lain tidak bukan adalah Ketika konsumen sudah memesan, tetapi malah di cancel.
Ya, begitulah kira-kira gambaran pebisnis yang baru merintis bisnisnya di masa pandemic covid-19 ini. Bisa dilihat bahwa mungkin membuka bisnis baru di masa pandemic tidaklah sesulit atau semengerikan yang kita bayangkan. Tapi mungkin juga tidak bisa dibilang mudah untuk dilakukan. Semua itu tergantung pada persiapan yang kita siapkan. Sejauh mana kita menyiapkan bisnis kita, apa rencana jika bisnis kita tidak berjalan sesuai ekspektasi. Intinya mungkin kita harus mempersiapkan segalanya dengan matang dan jangan berekspektasi terlalu tinggi juga jangan terlalu berkecil hati untuk membuka bisnis baru di era pandemic ini. semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H