Mohon tunggu...
SYAFITRI
SYAFITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Prodi Geografi

mahasiswa universitas lambung mangkurat prodi geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Langkah Mudah Menyalin Peta Tematik di Kertas Kalkir dan Plastik Tranparasi

6 Oktober 2024   22:31 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:17 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA: SYAFITRI

NIM: 2410416220013

PRODI: GEOGRAFI

KELAS: B

MATKUL: KARTOGRAFI
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. ROSALINA KUMALAWATI. S.Si M.Si.

Apa tematik itu?

Peta tematik adalah peta yang menampilkan informasi khusus atau tema tertentu, seperti iklim, jenis tanah, kepadatan penduduk, curah hujan, penggunaan lahan, atau aspek lain dari suatu wilayah geografis. Berbeda dengan peta topografi atau peta umum yang menunjukkan berbagai fitur seperti jalan, sungai, dan gunung, peta tematik difokuskan pada satu aspek atau tema spesifik untuk menyampaikan informasi yang lebih detail tentang topik tersebut.


Contoh peta tematik meliputi peta cuaca yang menunjukkan distribusi suhu, peta geologi yang menggambarkan jenis batuan, atau peta ekonomi yang menunjukkan tingkat penghasilan di suatu wilayah.

kegunaan peta tematik yang paling umum adalah untuk menggambarkan sebaran fenomena secara geografis. Fenomena yang dipetakan ini membuat peta tematik memiliki infomasi yang spesifik. Fenomena paling umum yang biasa dipetakan yaitu curah hujah, kepadatan penduduk, sebaran permukiman dan sebagainya

jenis peta yang  digunakan untuk menyajikan data di wilayah secara geografi dengan warna yang berbeda. Data yang disajikan berupa data secara general (umum/rata-rata) yang sudah digolongkan kedalam kelas-kelas atau tingkatan. Tiap kelas nantinya disimbolkan dengan warna yang berbeda-beda. Kelas tertinggi biasanya mengunakan warna terang, dan kelas yang rendah menggunakan warna gelap. Peta ini dapat digunakan untuk mengukur kepadatan penduduk, jumlah penduduk dan data kependudukan lain seperti pendidikan, pendapatan dan sebagainya

Mempelajari simbol pada atlas sangat penting karena simbol merupakan elemen kunci dalam memahami informasi yang disajikan pada peta. Simbol berfungsi sebagai representasi visual dari berbagai elemen geografis seperti gunung, sungai, jalan, kota, dan batas wilayah. Tanpa pemahaman yang tepat tentang simbol-simbol ini, pengguna peta akan kesulitan menginterpretasikan data yang ada dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi geografis yang disajikan.

Berikut beberapa alasan mengapa mempelajari simbol dalam atlas diperlukan, terutama dalam konteks kartografi:

Mempermudah Interpretasi Data Geografis
Simbol membantu menyederhanakan informasi yang kompleks dan padat sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna. Dengan menggunakan simbol, informasi geografis yang luas bisa dirangkum dalam bentuk visual yang ringkas dan mudah dibaca.


Standarisasi Informasi
Kartografi memiliki standar simbolisasi yang digunakan secara internasional. Ini memungkinkan peta yang dibuat di berbagai belahan dunia dapat dibaca dan dipahami oleh semua orang tanpa memandang latar belakang budaya atau bahasa. Pemahaman terhadap simbol-simbol yang umum di peta membantu pengguna untuk tidak mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan atlas atau peta dari negara lain.


Penyampaian Informasi yang Akurat dan Efisien
Simbol memungkinkan penyampaian informasi geografis yang kompleks secara efisien. Informasi mengenai topografi, jenis tanah, distribusi populasi, atau infrastruktur dapat ditampilkan secara simultan tanpa memadati peta dengan detail yang berlebihan.


Menghindari Kesalahpahaman
Dengan memahami arti dari setiap simbol, pengguna peta dapat menghindari kesalahan dalam membaca dan menafsirkan peta. Misinterpretasi terhadap simbol dapat berakibat pada pengambilan keputusan yang salah, khususnya dalam situasi seperti perencanaan pembangunan, eksplorasi, atau navigasi.


Mendukung Analisis Spasial
Simbol-simbol pada atlas memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis spasial, seperti mengenali pola distribusi geografis, memahami hubungan antara lokasi-lokasi tertentu, dan membuat prediksi mengenai perkembangan wilayah. Hal ini penting dalam bidang-bidang seperti geografi, urban planning, lingkungan, dan bahkan militer.


Dalam konteks kartografi, pemahaman simbol pada atlas merupakan bagian fundamental dari kemampuan membaca peta secara efektif dan benar. Tanpa pengetahuan ini, peta kehilangan fungsinya sebagai alat untuk komunikasi geografis yang akurat dan efisien.

Panduan Praktis Menyalin Peta Tematik untuk Analisis Geografis

alat dan bahan yang digunakan
• kertas Kalkir
•Plastik Transparan
•Snowman OPF/6S
•Pensil warna
•Krayon
• Penggaris
•Gunting
•Klip Kertas

dokpri
dokpri

langkah langkah pembuatan menyalinn peta

Menyalin Peta di Kertas Kalkir
•Siapkan Alat dan Bahan:
Kertas kalkir
Peta yang akan disalin
spidol opf/6s  mekanik menggunakan spidol dengan ujung tajam
Penggaris, warnaan dan meja terang (lightbox) jika ada
Meja kerja yang datar


•Posisikan Peta:
Letakkan peta asli di atas meja atau lightbox.
Tempatkan kertas kalkir di atas peta, pastikan peta dan kertas kalkir sejajar.


•Penjepitan:
Gunakan penjepit kertas atau selotip di sudut kertas kalkir dan peta agar keduanya tidak bergerak saat disalin.


•Mulai Menyalin:
Dengan hati-hati, gunakan spidol opf untuk mengikuti garis-garis pada peta asli.
Mulai dengan batas-batas besar seperti kontur wilayah, batas jalan, sungai, atau bangunan.
Gun

menyalin peta peringatan dini kekeringan meteorologis nusa tenggara barat dikertas kalkir

dokpri
dokpri

dokpri 
dokpri 

dokpri 
dokpri 

dokpri 
dokpri 

dokpri 
dokpri 

dokpri 
dokpri 

menyalin peta tematik  peringatan dini kekeringan meteorologis nusa tenggara barat diplastik transparasi

img-0948-6702aa09c925c407de2610b2.jpeg
img-0948-6702aa09c925c407de2610b2.jpeg
seditkit penjelasan tentang nusa tenggra barat 

Berikut jumlah penduduk dan luas wilayah 10 kabupaten/kota di Provinsi NTB.

 
NoKabupaten/KotaJumlah pendudukLuas Wilayah
1. Lombok Barat721.481896,56 Km2
2. Lombok Tengah1.034.8591.095,03 Km2
3.Lombok Timur1.325.2401.230,76 Km2
4. Sumbawa509.7536.643,98 Km2
5. Dompu236.6652.391,54 Km2
6.Bima514.1053.405,63 Km2
7.Sumbawa Barat145.7981.849,02 Km2
8.Lombok Utara247.400776,25 Km2
9.Kota Mataram429.65161,30 Km2
10.Kota Bima155.140222,25 Km2
 Total5.320.09220.124,48 Km2

*Sumber BPS

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki 10 kabupaten/kota yang berada di dua pulau besar, yakni, Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dengan total luas 20.124,48 kilometer persegi dan jumlah penduduk 5.320.092 jiwa.

10 kabupaten/kota tersebut, yakni, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima.

Berdasarkan sensus penduduk 2020 dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tingkat kepadatan penduduk NTB 264 jiwa per kilometer persegi sesuai dengan jumlah penduduk dan luas wilayah.

Tingkat kesulitan

•Ketepatan Skala: Menyalin peta dengan skala yang tepat memerlukan ketelitian tinggi agar informasi geografis tidak berubah. Kesalahan kecil dapat mengakibatkan distorsi data spasial.
Keterbatasan Detail: Peta tematik sering kali memuat detail yang sangat halus seperti garis kontur, simbol, dan warna yang sulit ditransfer secara akurat, terutama secara manual.


•Kesulitan Menggambar Manual: Proses menyalin peta ke media transparan memerlukan keterampilan tangan yang presisi. Sedikit goresan atau ketidaktepatan bisa mempengaruhi kualitas peta.
Penyesuaian Warna dan Simbol: Peta tematik biasanya menggunakan warna untuk membedakan data, sementara kalkir dan plastik transparansi sering kali sulit menampilkan warna dengan akurat, sehingga membedakan kategori bisa menjadi tantangan.


•Kerapuhan Material: Kertas kalkir dan plastik transparansi relatif rapuh dan mudah robek atau tergores, yang dapat menyebabkan kerusakan pada hasil akhir.


•Proses Tumpang Tindih: Salah satu keunggulan media transparan adalah kemampuannya untuk menumpang tindih berbagai layer informasi. Namun, jika tidak sejajar atau tepat, hasilnya bisa membingungkan atau salah interpretasi.


•Waktu dan Konsentrasi: Menyalin secara manual membutuhkan waktu yang cukup lama dan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menghindari kesalahan, terutama pada peta dengan banyak detail.

Kesimpulan:
Membuat peta tematik di kertas kalkir dan plastik transparan adalah cara praktis dan efektif untuk menghasilkan peta yang jelas dan akurat. Teknik ini membantu dalam menyajikan data geospasial dengan presisi, memudahkan analisis, dan memungkinkan berbagai elemen tematik terlihat lebih jelas. Meskipun teknologi digital terus berkembang, metode manual seperti ini tetap relevan dan bermanfaat, terutama bagi pemula yang ingin memahami dasar-dasar pemetaan dan representasi data visual. Ayo, mulai kembangkan keterampilan pemetaan Anda dengan metode sederhana namun efektif ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun