Mohon tunggu...
Syafiratun Nazwa
Syafiratun Nazwa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

part-time blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Masih Kurang Ramah terhadap Difabel

25 September 2020   18:55 Diperbarui: 25 September 2020   19:15 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskriminasi terhadap penyandang disabilitas atau difabel menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 merupakan pelanggaran terhadap martabat dan nilai yang melekat kepada setiap orang. 

Jika melihat banyak pendapat terhadap pandangan negara lain kepada masyarakat Indonesia yang dicap sebagai salah satu negara dengan penduduk yang ramah, lalu mengapa masyarakat Indonesia masih mendiskriminasi penyandang disabilitas atau difabel yang dimana mereka merupakan masyarakat Indonesia juga? Penyandang disabilitas atau difabel banyak didiskriminasi salah satunya dikarenakan oleh kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai penyandang disabilitas atau difabel. 

Banyak masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah kurang pemantauan dari pemerintah juga tidak mendapatkan akses berita yang baik menganggap bahwa penyandang disabilitas atau difabel merupakan salah satu karma buruk bagi keluarga tersebut, sehingga mereka dikucilkan. 

Selain itu, ada beberapa program di stasiun televisi Indonesia yang masih menjadikan penyandang disabilitas atau difabel sebagai salah satu peran yang dibully juga dilecehkan, sehingga membuat para penyandang stabilitas atau difabel semakin memiliki stigma yang buruk di masyarakat. Hal tersebut seolah-olah menjadikan penyandang disabilitas atau difabel memang pantas untuk dibully atau dikucilkan.

Jika melihat beberapa kejadian tentang penyandang disabilitas atau difabel ini, maka dibutuhkan intervensi dari pemerintah juga media massa. Pemerintah sebagai pihak yang dipercayai rakyat untuk mengatur jalannya kondisi sosial yang baik di masyarakat harus dapat mengedukasi masyarakat kembali tentang penyandang disabilitas atau difabel ini. 

Tetapi selain membuat program yang mengedukasi tersebut, program tersebut harus dicek bagaimana pelaksanaanya sampai ke plosok desa secara signifikan, sehingga tidak menjadi dana mubajir. 

Begitu pun media massa, sebagai media yang diharapkan menyebarkan informasi secara meluas bagi masyarakat harus menyampaikan informasi tersebut dengan baik dan benar. 

Ada beberapa media massa yang mengharapkan beritanya mendapat rating baca yang tinggi, untuk menarik minat baca masyarakat akhirnya membuat judul yang kurang pantas. Bukan mengubah stigma penyandang disabilitas atau difabel menjadi lebih baik, tetapi menjadikan penyandang disabilitas atau difabel semakin terpojok. Untuk itu, antara judul berita dengan isi berita diharapkan memiliki ikatan yang relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun