Mohon tunggu...
Syafira Rachma Aulia Putri
Syafira Rachma Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sriwijaya

Hobi bernyanyi dan menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya dan Solusi untuk Penyakit Pica pada Anak di Desa Cambai

12 November 2023   15:42 Diperbarui: 12 November 2023   16:03 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

UPAYA PENCEGAHAN DAN SOLUSI TERHADAP PENYAKIT PICA PADA ANAK MELALUI POLA ASUH DEMOKRATIS, PENGAWASAN, EDUKASI, DAN SIKAP TEGAS ORANG TUA DI KAMPUNG MASJID BAITURRAHMAN DESA CAMBAI KOTA PRABUMULIH SUMATERA SELATAN

 

Pendahuluan

Anak menurut UU Pasal 1 No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belaas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama serta utama bagi anak, sehingga keluarga merupakan pengaruh terbesar dalam perkembangan anak. Orang tua sebagai pemeran utama dalam memberikan pendidikan kepada anak, memperhatikan perkambangannya, mengatur pola makan, serta pemenuhan kesehatan anak.

Penyakit Pica adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh perilaku makan benda-benda yang tidak memiliki nilai gizi atau bahkan berbahaya bagi kesehatan, seperti sabun mandi, tanah, pasir, kertas, logam, dan lainnya. Penyakit ini dapat memengaruhi anak-anak maupun orang dewasa, tetapi sering kali lebih umum terjadi pada anak-anak. Penyebab pasti dari penyakit Pica masih belum sepenuhnya dipahami (Sajeesh et al., 2017). Tetapi penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dapat memainkan peran dalam perkembangan penyakit ini (Mukarromah, 2021). Oleh karena itu, latar belakang berikut akan membahas pengaruh pola asuh orang tua terhadap penyakit Pica pada anak.

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dengan anak, tentang bagaimana cara sikap ataupun perilaku orang tua ketika berinteraksi dengan anak, termasuk juga cara penerapan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberi perhatian beserta kasih sayang, dan menunjukkan sikap serta perilaku baik, sehingga dapat dijadikan panutan bagi anaknya (Aidah, 2020). Sejumlah pola pengasuhan yang ada pada keluarga, yakni (1) pola asuh otoriter, (2) pola asuh demokratis, (3) pola asuh permisif (Isni, 2014 dalam Juniardi, dkk., 2021). Pola asuh terhadap anak adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik, mental maupun sosial (Dinkes, 2001).

Dari ketiga pola asuh di atas, orang tua harus menerapkan pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis adalah kedudukan antara anak dan orang tua sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus di bawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan, dan keinginannya dan belajar untuk dapat menanggapi pendapat orang lain. Dengan menerapkan pola asuh demokratis, bukan hanya menjadi solusi bagi orang tua tetapi juga menjadi langkah pencegahan terhadap penyakit Pica yang mungkin bisa terjadi pada anak.

Pembahasan

Istilah "pica" sendiri berasal dari kata Latin untuk murai, seekor burung yang dikenal sebagai burung yang hampir memakan apa saja. Kemudian, pica disebut sebagai keinginan untuk memakan barang-barang yang bukan makanan (Advani et al., 2014). Sementara itu, Kelley (2016) dalam studinya menyebutkan gangguan Pica adalah kelainan makan di mana individu memakan makanan yang biasanya tidak dianggap sebagai makanan dan tidak mengandung nilai gizi.

Pica dapat diketahui ketika timbul masalah kesehatan, seperti obstruksi usus, infeksi usus atau keracunan. Pica dapat terjadi pada anak-anak dengan gangguan spektrum autisme dan disabilitas intelektual. Penyebab pemicu kelainan tersebut adalah oleh kekurangan mineral dan kekurangan zat besi (Sajeesh et al., 2017).

Menurut sumber yang di dapat, seperti menurut Ayun (2017) & Mukarromah, 2021, penyebab penyakit Pica pada anak di antaranya :

  • Penerapan pola asuh permisif
  • Kurangnya perhatian dan pengawasan terhadap anak
  • Kurangnya edukasi terhadap benda-benda yang tidak boleh dimakan
  • Kurangnya ketegasan orang tua terhadap anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun