Mohon tunggu...
Syafira Nailul Luthfiana
Syafira Nailul Luthfiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang perempuan yang suka banget beli buku tapi banyak yg belum dibaca, bahkan masih terbungkus plastik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN-T UPI 2022: Pendataan, Edukasi, Bimbingan Belajar dan Pendidikan Agama di Perumahan Graha Kencana, Kelurahan Kutajaya

10 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 10 Agustus 2022   07:04 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melek aksara atau bisa disebut dengan melek huruf adalah kemampuan membaca dan menulis. Lawan kata "melek aksara" adalah buta huruf atau tuna aksara, yaitu ketidakmampuan membaca dan menulis. Melek aksara juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan berbicara.

Angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahun seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif dan sinergi berbagai pemangku kepentingan. Pengentasan buta aksara berujung pada literasi sangat penting sebagai kompetensi esensial dalam dunia pendidikan.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada jumlah penduduk buta aksara. Persentase buta aksara tahun 2019 sebanyak 1,78 persen atau 3.081.136 orang, dan pada tahun 2020 turun menjadi 1,71 persen, atau menjadi 2.961.060 orang.

Ada banyak faktor yang menyebabkan angka melek huruf masih rendah, salah satunya yaitu pendidikan yang belum maksimal. Dalam hal ini, permasalahan angka melek huruf masih menjadi masalah utama di negara Indonesia.

Tema KKN tahun ini yaitu SDGs Desa. SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Dalam kegiatan ini Kelompok 150 KKN UPI dengan Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Dra. Hj. Rd. Deti Rostika, M.Pd. akan melaksanakan KKN dengan tema Desa Peduli Pendidikan. Saya Syafira Nailul Luthfiana selaku mahasiswa bimbingan beliau melakukan KKN secara individu di Kelurahan Kutajaya. 

Kegiatan KKN dimulai pada hari Senin (11/07/2022) hingga Rabu (10/08/2022). Saya selaku mahasiswa KKN memulai kegiatan KKN ini dengan mendatangi beberapa pihak dengan maksud memohon izin melaksanakan program-program KKN yang telah direncanakan sebelumnya. Kegaiatan saya berfokus pada Pendataan Angka Melek Huruf baik latin dan non latin serta kemampuan bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa lainnya terhadap warga perumahan Graha Kencana yang terletak di Kelurahan Kutajaya.

Selain itu, penulis juga melakukan pendataan mengenai riwayat pendidikan terakhir yang dimiliki oleh setiap warga. Penulis selaku mahasiswa KKN melaksanakan berbagai program kegiatan lainnya juga selain pendataan yaitu diantaranya, pendampingan les bimbingan belajar kepada murid-murid TK, SD dan SMP di sebuah lembaga non formal milik salah satu tokoh masyarakat di perumahan tersebut. Kegiatan pendidikan non formal lainnya yaitu melakukan pendampingan membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an kepada murid-murid di sebuah TPQ milik salah satu tokoh masyarakat di perumahan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun