Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tak terpisahkan. Buya Hamka menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia. Namun, ilmu tersebut harus membentuk akhlak yang mulia sesuai ajaran Islam.
5. Menghadapi Pemikiran Sekuler dengan Dakwah yang Bijak
Buya Hamka dikenal sebagai seorang dai yang menggunakan pendekatan santun dan bijaksana. Ia mengajak umat untuk berdialog dan memberikan pemahaman agama dengan argumen yang logis serta berdasarkan dalil yang kuat.
Relevansi Pemikiran Buya Hamka di Masa Kini
Di era digital dan modernisasi yang serba cepat, pemikiran Buya Hamka tetap relevan. Karya-karyanya seperti Tafsir Al-Azhar dan Tasawuf Modern memberikan panduan tentang bagaimana menjaga aqidah tanpa harus menolak kemajuan. Aqidah yang kuat menjadi landasan untuk menghadapi arus globalisasi dan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Pemikiran Buya Hamka menekankan bahwa umat Islam harus mampu memadukan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan modern. Kekuatan iman, pemahaman agama yang mendalam, serta akhlak yang baik adalah kunci utama untuk menghadapi tantangan zaman.
Kesimpulan
Buya Hamka telah memberikan kontribusi besar dalam pemikiran Islam, khususnya dalam memperkuat aqidah umat. Di tengah tantangan zaman modern, ajarannya tentang pentingnya pendidikan agama, memahami Al-Qur'an, menjaga zuhud, serta memadukan ilmu dan akhlak menjadi solusi yang relevan. Aqidah yang kokoh akan menjadi benteng bagi umat Islam agar tetap teguh di atas kebenaran dan tidak tergoyahkan oleh arus zaman.
Sebagaimana yang sering diungkapkan Buya Hamka, "Iman adalah cahaya yang akan menerangi jiwa, sehingga kita tetap berada di jalan yang benar di tengah kegelapan zaman." Dengan demikian, menguatkan aqidah adalah tugas setiap Muslim agar dapat menghadapi berbagai tantangan zaman modern dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H