Mohon tunggu...
Syafira Azra
Syafira Azra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Saya hobi menonton film, drama korea dan membaca novel. Saya juga senang mendengarkan musik bergenre pop dan jazz.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Efek Kognitif Drama Korea The Glory Menurut Perspektif Komunikasi Massa

12 Januari 2023   10:14 Diperbarui: 12 Januari 2023   10:38 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Glory merupakan salah satu serial atau drama korea yang baru saja dirilis di Netflix pada 30 Desember lalu. Drama genre thriller pertama yang dibintangi oleh Song Hye Kyo ini menceritakan tentang kasus bullying remaja yang sangat kejam dan menyayat hati. Hanya dalam waktu tiga hari setelah penayangannya, The Glory telah menduduki peringkat ke tiga di daftar Top 10 Global Netflix untuk tayangan di luar bahasa Inggris. Tak cuma itu, The Glory juga masuk ke dalam daftar Top 10 di 19 negara.

Salah satu faktor yang mengakibatkan drama ini ramai diperbincangkan di masyarakat adalah karena adegan perundungan sadis yang ditayangkan dalam drama ini mirip sekali dengan kasus bullying yang pernah terjadi di wilayah Cheongju, Korea Selatan. Dikutip dari laporan BBS NEWS (09/01/2022), adegan perundungan membakar tangan korban menggunakan alat catok rambut di drama tersebut ternyata benar pernah terjadi pada tahun 2006 silam.

Drama korea yang merupakan budaya populer dan telah menjadi salah satu bentuk dari komunikasi massa ini tentu akan memberikan efek bagi penontonnya, termasuk drama The Glory. Melalui alur ceritanya, The Glory telah memberikan efek kognitif dalam penayangannya, yaitu salah satu efek komunikasi massa yang sifatnya informatif bagi khalayak. Artinya, sang penulis, Kim Eun Sook, ingin memberikan pesan - pesan atau informasi tertentu yang dapat menambah wawasan masyarakat dengan tayangnya drama ini.

Dilansir dari mojok.co, Kim Eun Sook bermaksud untuk menyampaikan efek psikologis  jangka panjang yang diderita oleh korban bullying kepada masyrakat. Hal ini lah yang menjadi poin utama efek kognitif pada drama ini. Sang penulis ingin memberikan gambaran rasa sakit secara fisik dan mental yang dialami oleh pemeran utama, Moon Dong Eun, dengan adegan perundungan sadis yang ditampilkan.

Foto : Instagram/@netflixkr
Foto : Instagram/@netflixkr

The Glory telah menggambarkan banyak sekali adegan perundungan yang dilakukan oleh Park Yeon Jin (Shin Ye Eun) dan teman - temannya terhadap Moon Dong Eun (Jung Ji So) semasa SMA. Selain disiksa secara kejam, Moon Dong Eun juga seringkali dilecehkan oleh Son Myeong Oh (Seo Woo Hyeok) atas perintah Park Yeon Jin hanya untuk bersenang - senang.

Semua hal yang telah dilalui oleh Moon Dong Eun mengakibatkan ia tumbuh menjadi pribadi yang murung dan pendiam. Diceritakan juga dalam episode 6 bahwa Moon Dong Eun memiliki trauma mendalam akibat perundungan itu. Ia digambarkan sangat gelisah, cemas, hingga hilang fokus saat mendengar suara mendesis dari daging yang sedang dipanggang. Saat itu, Moon Dong Eun kembali teringat masa - masa ketika tangan dan kaki nya dibakar menggunakan alat catok rambut dan mengeluarkan suara mendesis yang sama persis seperti yang sedang ia dengar.

Oleh sebab itu, dalam hal ini The Glory telah memberikan efek kognitif yang sangat luar biasa di masyarakat. Dengan adanya drama ini, penonton diharapkan dapat mengetahui hal apa saja yang bisa terjadi kepada korban bullying secara psikologis dalam jangka panjang yang sangat sulit untuk disembuhkan, sehingga segala praktik bullying di lingkungan sekolah dan lembaga manapun dapat dimusnahkan. Secara tidak langsung, masyarakat juga akan semakin aware dengan kasus - kasus seperti ini dan akan lebih peduli terhadap sesama.

Drama The Glory sendiri akan melanjutkan kisah balas dendam Moon Dong Eun kepada Park Yeon Jin dan kawan - kawannya di Part II yang akan tayang di Netflix pada bulan Maret 2023 mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun