Mohon tunggu...
Syafira DwiYanti
Syafira DwiYanti Mohon Tunggu... Animator - Mahasiswa

mahasiswa pakuan jurusan ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Konflik Sosial Melalui Dialog Dan Empati

8 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dialog dan empati saling melengkapi dalam resolusi konflik. Dialog menyediakan wadah untuk bertukar informasi dan pandangan, sementara empati memungkinkan kita untuk benar-benar memahami makna di balik kata-kata dan tindakan.

Berikut beberapa cara mempraktikkan dialog dan empati dalam menghadapi konflik sosial:

  • Dengarkan dengan saksama: Berikan perhatian penuh pada orang yang berbicara, tanpa menyela atau menghakimi. Cobalah untuk memahami tidak hanya apa yang mereka katakan, tetapi juga apa yang mereka rasakan.
  • Ajukan pertanyaan terbuka: Ajukan pertanyaan yang mendorong orang untuk menjelaskan lebih lanjut pandangan dan perasaan mereka. Hindari pertanyaan yang bersifat menuduh atau menyudutkan.
  • Refleksikan apa yang Anda dengar: Ulangi atau parafrase apa yang telah dikatakan orang lain untuk memastikan Anda memahaminya dengan benar dan menunjukkan bahwa Anda mendengarkan.
  • Validasi perasaan: Akui dan hargai perasaan orang lain, bahkan jika Anda tidak setuju dengan pandangan mereka. Misalnya, Anda bisa mengatakan, "Saya mengerti mengapa Anda merasa marah tentang hal ini."
  • Cari kesamaan: Fokus pada area di mana Anda dan pihak lain memiliki kesamaan, daripada hanya terpaku pada perbedaan. Ini dapat membantu membangun jembatan dan menciptakan rasa saling pengertian.

Dengan mempraktikkan dialog dan empati, kita dapat mengubah konflik dari sumber perpecahan menjadi peluang untuk pertumbuhan, pemahaman, dan hubungan yang lebih kuat.

Kesimpulan

Konflik sosial adalah fenomena yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi dampaknya sangat bergantung pada cara konflik tersebut ditangani. Melalui dialog yang konstruktif dan empati yang tulus, konflik dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan komunitas untuk mengembangkan kemampuan berdialog dan berempati agar tercipta masyarakat yang damai dan inklusif.

Daftar Pustaka

Erlangga Ori , Syamsir , Abduravi  Ferdian. M, Syaenra Mulki Hilman, Fayet Muhammad, Nambela Andika Pio. https://jig.rivierapublishing.id/index.php/rv/article/view/28/42

Karundeng Margareth Natalia. https://binus.ac.id/character-building/2023/02/memahami-keberagaman-mengatasi-konflik-sosial-melalui-interaksi-kultural/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun