لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
اِنَّمَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَاَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوْا عَلٰٓى اِخْرَاجِكُمْ اَنْ تَوَلَّوْهُمْۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya: "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim."
Bisa disimpulkan bahwa perhatian yang ditunjukkan oleh negara-negara tersebut terhadap Palestina merupakah salah satu bentuk realisasi dari toleransi Beragama. Melihat kembali sejarah yang tercatat dalam Agama Islam, bahwa setelah Umar Bin Khattab berhasil menaklukkan Negara Palestina, yang mana pada saat itu Palestina masih merupakan Negara dengan keragaman agama, Beliau tetap memberikan toleransi yang luar biasa terhadap pemeluk agama lain, baik yang memeluk agama Yahudi maupun Nasrani tetap diperbolehkan untuk beribadah di Palestina dengan tenang.
Berkaca dari kisah tersebut, sifat toleransi memang sudah seharusnya dimiliki dan diterapkan oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tentu harus memiliki sifat toleran yang tinggi agar ketentraman dan kebebasan dalam beribadah tetap terjalin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H