Mohon tunggu...
syafiqah al khairah
syafiqah al khairah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Langsa

😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adat Istiadat Sebelum Akad

28 Juli 2021   11:38 Diperbarui: 28 Juli 2021   12:33 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adat istiadat ialah  kebiasaan turun temurun yang diulang-ulang yang telah menjadi tradisi atau ciri khas suatu daerah, atau seperangkat nilai atau norma, aturan dan kepercayaan sosial yang tumbuh dan berkembang bersama tumbuh dan berkembangnya masyarakat, contohnya seperti adat turun tanah maupun adat pernikahan.

Tradisi dan adat-istiadat dalam kamus antropologi adalah sama, yaitu kebiasaan-kebiasaan magis-religius kehidupan penduduk asli, yang meliputi nilai-nilai budaya, norma, hukum dan aturan yang saling berkaitan. 

Kemudian menjadi suatu sistem atau sistem, aturan yang ditetapkan, Terikat atau dikungkung oleh adat berarti mengetahui cara memilih pakaian yang tepat, pakaian, cara memakai, tempat memakai, dan mengetahui arti dan tujuan memakai.


"Melihat dari beberapa sisi pada umumnya sebelum akad banyak banget rintangannya, kayak kita harus jaga pantangan adat tersebut, terus disitu juga banyak godaan mantan yang menjelmai setan haha. Malah kita harus jauh dari pasangan (pingitan), suka ada aja gitu yang memancing kita untuk melakukan hal-hal  yang tak seperti biasanya kita lakukan.pantangan tidak boleh bertemu pasangan, kemudian tidak dianjurkan bepergian dengan jarak tempuh yang jauh biasa disebut dengan darah manis", ujar Ninaca teman seperjuanganku.

Sebelum hari pernikahan ada sejumlah prosesi hajatan yang harus dilangsungkan, hajatan ini bertujuan agar keluarga besar atau calon pengantin dijauhkan dari berbagai rintangan, dan berharap segala acara berjalan dengan lancar. Adapun Adat Istiadat jawa menuju akad pernikahan, ada sejumlah prosesi hajatan yang terlebih dahulu dilangsungkan seperti :

Dokpri
Dokpri


1.Pasang Tratag dan Tarub
Didaalam pernikahan ada Jawa yang pertama sekali dilakukan ialah memasang dekorasi tenda yang disebut tratag dan hiasan dari janur atau daun kelapa muda yang disebut tarub. 

Kedua hiasan ini dipasang pada pintu masuk dan menjadi pertanda bahwa keluarga sedang mengadakan acara hajatan mantu. Sementara itu, janur kuning melengkung seolah memohon cahaya pada Yang Maha Kuasa, sebagai doa agar dilimpahi berkah dan kemakmuran kepada kedua mempelai.


2 .   Kembar Mayang
Kembar mayang ialah sepasang hiasan dekoratif yang dibentuk dari rangkaian akar, batang, daun, bunga, dan buah setinggi setengah sampai satu badan orang dewasa. Kembar mayang akan dilibatkan dari sub-upacara midodareni sampai upacara panggih. 

Kembar mayang dipercaya dapat memberikan motivasi dan kebijaksanaan kepada pasangan untuk menjalani lembaran baru untuk rumah tangganya.


3.   Pasang Tuwuhan
 Pasang Tuwuhan ialah dia berharap suami dan istri bisa memiliki anak, Salah satu komponen penting dari gorong-gorong rumah tanah adalah pisang raja dengan buah matang. 

Selain pisang, ada tebu oolong, gelas gading, dan daun randou. Daun melambangkan rintangan dalam hidup dan harapan untuk mengatasinya bersama.


4.   Siraman
Satu atau dua hari sebelum pernikahan, keluarga akan membuat siraman untuk kedua mempelai. Akan ada tujuh orang yang melakukan siraman, dan jumlah ini juga didasarkan pada nama Jawa "tujuh", yaitu "pitu" atau diperlukan sebagai pitulungan (membantu) pengantin.

Ritual siraman ini melambangkan pembersihan diri sebelum memasuki ritual yang lebih sakral. Nantinya, ayah pengantin wanita akan melakukan mandi terakhir. Kemudian membawa putrinya ke kamar pengantin.


5.   Midodareni
Prosesi sebelum hari pernikahan akan diakhiri dengan midodareni. Kata midodareni berasal dari kata ‘widodari’ yang dalam bahasa Jawa berarti bidadari. Yang diharapkan dari ritual ini ialah sang pengantin wanita akan secantik bidadari dari surga saat hari pernikahannya. midodareni dilangsungkan pada malam sebelum acara pernikahan keesokan harinya. Mempelai wanita hanya akan ditemani keluarganya saja dan mendapat wejangan seputar pernikahan.


Pada malam ini juga, dengan mengenakan busana Jawa lengkap keluarga calon mempelai pria mengunjungi rumah calon mempelai perempuan untuk memberi seserahan berupa kebutuhan seperti busana, alas kaki, kosmetik, buah-buahan, makanan.


Kemudian adanya ritual Sungkeman. Sungkeman ialah sebuah tradisi yang menjadi ciri khas bagi masyarakat Jawa, di mana acara sungkeman biasanya diadakan untuk melengkapi acara tertentu misalnya acara pernikahan. Arti sungkeman sendiri berasal dari kata sungkem yang bermakna bersimpuh atau duduk berjongkok sambil mencium tangan.

Nah gimana nih teman-teman, kira-kira kalian bakal pakai adat apa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun