Activity diagram menggunakan simbol-simbol dan notasi grafis yang sederhana dan intuitif. Ini membuatnya mudah dipahami oleh berbagai pihak yang terlibat dalam proses bisnis, termasuk analis, pengembang, manajer, dan pengguna akhir.
2. Memodelkan alur kerja yang kompleks
Activity diagram dapat memodelkan alur kerja yang kompleks dengan baik, termasuk percabangan (decision), penggabungan (join), aktivitas paralel (fork), dan kondisi pengulangan (loop). Ini memungkinkan diagram untuk menangkap semua skenario yang mungkin terjadi dalam sebuah proses.
3. Mendukung hierarki dan dekomposisi
Activity diagram dapat dibagi menjadi tingkatan yang berbeda, di mana aktivitas yang lebih kompleks dapat diuraikan menjadi aktivitas yang lebih detail. Ini membantu dalam mengelola kompleksitas dan memberikan pandangan yang lebih jelas tentang proses.
4. Memfasilitasi analisis dan optimasi proses
Dengan memvisualisasikan alur kerja secara lengkap, activity diagram membantu dalam mengidentifikasi bottleneck, inefisiensi, atau redundansi dalam sebuah proses. Ini memungkinkan untuk melakukan analisis dan optimasi lebih lanjut.
5. Mendukung pemodelan sistem dan perangkat lunak
Activity diagram tidak hanya digunakan untuk memodelkan proses bisnis, tetapi juga dapat digunakan untuk memodelkan alur kerja dalam sistem atau perangkat lunak. Ini membantu dalam perencanaan, analisis, dan desain sistem yang lebih baik.
6. Standar yang diakui secara luas
Activity diagram adalah bagian dari Unified Modeling Language (UML), sebuah standar pemodelan yang diakui secara luas dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ini membuatnya mudah dipahami dan digunakan oleh banyak pihak.