Mohon tunggu...
Syafina NaurahasnaSholikhah
Syafina NaurahasnaSholikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Syafina Naurahasna

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Essay Dunia Pendidikan: Lebih Efektif Luring atau Daring di Masa Pandemi Ini?

4 Juni 2021   16:55 Diperbarui: 4 Juni 2021   17:28 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Lebih Efektif Luring atau Daring di Masa Pandemi ini?

Pendahuluan 

Corona menjadi trending topik yang dibicarakan dalam bebargai media baik media cetak maupun media elektronik karena ini berdampak pada berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan. Sejak corona mulai datang dan menyebar di Indonesia pemerintah langsung mengeluarkan kebijakan yang meminta peserta didik untuk belajar di rumah selama pandemi Covid-19 ini. Dimulai pada tanggal 16 Maret 2020 pemerintah menerapkan metode pembelajaran secara daring.

Metode pembelajaran daring ini banyak pendapat yang mengatakan bahwa sebagai pemuda di era milenial harus mampu beradaptasi dengan teknologi yang berkembang sekarang ini. Namun, kenyataannya tidak sesuai yang diharapkan. Salah satunya adalah metode pembelajaran daring yang ditetapkan oleh pemerintah yang kurang efektif bagi para pemuda milenial karena sekarang ini pemuda milenial memanfaatkan teknologi yang ada, tidak untuk memudahkannya dalam mencari ilmu pengetahuan tetapi hanya sekedar untuk hiburan.

Metode pembelajaran daring ini tidak hanya memvirtualkan bahan pembelajaran tetapi juga mengenai fasilitas dan koneksi jaringan internet. Menurut saya, koneksi jaringan internet ini menjadi kendala yang dihadapi oleh peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet apalagi jika peserta didik tinggal di daerah pedesaan, terpencil, dan tertinggal. Terkadang di daerah tersebut bisa mengakses internet namun jaringan selulernya tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari sinyal seluler. Dengan demikian, lebih efektif pembelajaran luring atau daring di masa pandemi ini?

Lebih Efektif Luring atau Daring Di Masa Pandemi ini?

Selama pandemi, pendidikan di Indonesia mengalami sebuah tantangan yang besar. Pasca instruksi pemerintah untuk belajar di rumah, bekerja di rumah, beribadah di rumah, belanja dari rumah dan sebagainya membuat situasi di Indonesia mengalami perbedaan. Dengan adanya pandemi ini teknologi menjadi penguasa yang membius mata masyarakat karena semua kegiatan dilakukan secara online. Contohnya absensi materi pelajaran, tugas, kuis, ulangan harian, dan berbagai ujian di lakukan di rumah secara daring.

Banyak sekali yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah dan sekolah-sekolah yang bersangkutan jika pembelajaran dilakukan luring mengingat tingginya kasus angka positif corona di Indonesia yang setiap harinya mengalami pertambahan jumlah dan membuat kita semakin tidak tahu kapan pandemi corona ini akan selesai. Banyak sekolah-sekolah di segala sektor pendidikan yang sudah mengeluarkan SK (Surat Keputusan) bahwa sampai tahun 2021 pembelajaran tetap dilakukan secara daring. Banyak yang beranggapan bahwa metode pembelajaran daring ini kurang efektif.

Bagai masyarakat perkotaan pembelajaran secara daring ini sudah wajar terjadi sebelum pandemi karena mudahnya akses jaringan dan koneksi internet. Namun, untuk masyarakat perdesaan dan masyarakat terpencil terkadang tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan pembelajaran secara daring karena sulitnya akses jaringan dan koneksi internet. Kondisi seperti inilah yang menjadi pertimbangan tersendiri karena semua fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran tidak merata dan adanya ketimpangan yang mencolok antara satu daerah dengan daerah lain. Ditambah lagi metode pembelajaran secara daring ini mengakibatkan proses belajar mengajar akhirnya tersendat karena metode penyampaian mata pelajaran yang kurang optimal dan kurang memadai.

Lalu, lebih efektif metode pembelajaran secara luring atau daring di masa pandemi ini ? Menurut saya, berdasarkan survei di lingkungan sekitar saya mengenai pro dan kontra diadakannya metode pembelajaran luring di masa pandemi Covid-19 dan mendapatkan respons sebanyak 8 peserta didik. Berdasarkan hasil survei yang saya lakukan diperoleh data yakni sebesar 70% peserta didik setuju apabila diadakan pembelajaran secara luring dan 30% peserta didik dengan diadakannya pembelajaran secara daring di masa pandemi ini.

Dari survei terebut sudah terlihat bahwa intensitas ketertarikan peserta didik dalam mengikuti metode pembelajaran secara daring sangat kecil. Bahkan, kebanyakan metode pembelajaran secara daring ini mengakibatkan kejenuhan dalam proses belajar. 

Beberapa mahasiswa merasa kehilangan momen perjumpaan langsung dengan pendidik favorit dan teman-temannya. Ketidaktertarikan pada metode pembelajaran daring tentunya akan berdampak pada produktif peserta didik dalam pembelajaran dan absensi di kelas. Padahal, absensi merupakan salah satu hal yang menjadi tolak ukur dalam membantu proses internalisasi pendidikan dalam proses belajar mengajar.

Dibalik tidak efektifnya metode pembelajaran daring ada dampak positif dari pembelajaran daring yakni peran orang tua dalam kehidupan seseorang anak berdampak luas dan dengan pengawasan orang tua akan membantu dalam memantau perkembangan anak secara langsung. 

Ilmuwan, dosen, guru dan peserta didik akan lebih mudah dalam melakukan eksperimen untuk menemukan kreativitas baru dan menghadirkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Jika dalam proses pembelajaran luring pada umumnya menggunakan buku cetak sebagai sumber belajar utama, maka dalam proses pembelajaran daring internet merupakan sumber informasi positif yang dapat digunakan.

Kesimpulan 

Metode pembelajaran daring di tengah pandemi Covid-19 sering dikatakan sebagai kurikulum darurat. Kurikulum darurat ini merupakan babak baru dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dengan adanya pandemi covid-19 ini karakteristik proses pendidikan selalu menemui tantangan dan juga sekaligus mendatangkan peluang baru. Gejala ini merupakan konsekuensi dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Dengan platform digital akhirnya kita semakin dekat dengan evolusi sebagai homo digital. Dengan adanya metode pembelajaran daring ini menjadikan kritikan bagi pemerintah untuk menata masyarakat dan memberikan pendidikan yang jelas agar terbebas dari keterbelakangan pendidikan. 

Pendidik dan pengajar pertama-tama harus dibekali dengan pengetahuan dan pembentukan sumber daya manusia yang baik. Kemudian baru rekonstruksi sistem dan infrastruktur yang selalu menjadi hambatan untuk kita bisa berkembang. Sehingga kita mampu menerapkan Pancasila Sila Ke-5 yang berbunyi " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Meskipun metode pembelajaran daring kurang efektif dalam masa pandemi Covid-19 ini namun metode pembelajaran daring ini menjadi solusi yang efektif karena memutus rantai penyebaran Covid-19, physical distancing atau menjaga jarak aman juga menjadi pertimbangan dipilihnya metode pembelajaran daring. Kerjasama antar berbagai pihak seperti pemerintah, pendidik, orang tua, dan peserta didik ini menjadi penentu agar metode pembelajaran daring menjadi lebih efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun