Mohon tunggu...
R SyafinaHadi
R SyafinaHadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jember

Hanya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjau Lokasi UMKM Desa Gambiran Kabupaten Jember Oleh Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 11 Universitas Muhammadiyah Jember

6 Agustus 2022   13:34 Diperbarui: 4 September 2022   14:09 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Muhammadiyah Jember melaksanakan pelepasan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan jumlah 509 mahasiswa yang dibagi menjadi 25 kelompok dan diterjunkan di 25 desa di Kabupaten Jember. Pelaksanaan pelepasan KKN dilaksanakan di dua tempat yang berbeda dengan pembagian yang sudah di tetapkan, yakni 10 mahasiswa di lokasi kampus dan 3 mahasiswa di lokasi Kecamatan Kalisat, Senin (01/08/2022).

Mahasiswa KKN yang diterjunkan di Desa Gambiran berjumlah 20 mahasiswa yang terdiri dari 12 mahasiswa laki-laki dan 8 mahasiswa perempuan. Pada hari ke-2 Selasa, 2 Agustus 2022 seluruh mahasiswa melaksanakan kegiatan tinjauan lokasi UMKM pada beberapa dusun yang ada di Desa Gambiran. Kami melakukan wawancara terkait pembuatan beberapa produk dari masyarakat setempat. Salah satunya adalah cincau/cao yang bertempat di Dusun Rowo 1. Pemilik usaha cincau ini bernama Ibu Sumiati, di tempat tersebut kami dijelaskan cara pengolahan cincau/cao. Proses pembuatan yang dimulai dari pemesanan daun cincau yang diambil dari Jawa Tengah berupa daun cincau yang sudah kering yang akan direbus dan diambil sarinya, kemudian diberi tepung sagu sesuai takaran, proses pembuatan ini dilakukan dalam kurun waktu 4 jam. Produksi cincau ini sudah dipasarkan di Pasar Tanjung dan juga Sempolan, dengan daya tahan 1 minggu dalam suhu ruangan membuat produk cincau tersebut menjadi sasaran banyak masyarakat. Bahkan pada bulan puasa, produk cincau tersebut sampai menyasar ke desa-desa, seperti Arjasa, Sempolan, Mayang, Kalisat, dan masih banyak lagi.

tinjauan ke UMKM cincau/cao./Dokumentasi pribadi
tinjauan ke UMKM cincau/cao./Dokumentasi pribadi

Tidak jauh dari pembuatan cincau/cao, kami melanjutkan tinjauan ke rumah produksi tempe. Disana kami juga melakukan wawancara terkait produk yang diolah oleh Ibu Iva selaku pemilik rumah produksi.kami mendapat informasi mengenai cara pembuatan tempe. Dimulai dengan merebus kedelai yang sudah disiapkan sampai tingkat kematangan tertentu, lalu dicuci dan direndam, selama proses perendaman dilakukan dua kali penyaringan, dan diganti airnya. Kedelai yang sudah melalui proses tersebut akan dikukus dan dikupas kulitnya, dan diberi ragi sesuai takaran dan dimasukkan ke dalam kemasan plastik. Satu kali produksi bisa mencapai 22 kg. Produksi tempe tersebut dibagi menjadi 2, yakni : tempe dengan ukuran kecil yang dibandrol dengan harga Rp. 1.500,- dan ukuran besar dengan harga Rp. 2.000,-

Setelah dari rumah produksi tempe kami melanjutkan tinjauan ke tempat produksi tahu. disana kami juga melakukan wawancara mengenai produk yang mereka produksi. Bapak Imam selaku pemilik tempat produksi tahu, memberikan informasi kepada kita mengenai proses pembuatan tahu. Proses pembuatan tahu tersebut dilakukan mulai dari pagi hingga menjelang maghrib. Dalam proses pembuatan tahu dilakukan pencukaan dalam waktu 30 menit, dan dalam sehari, rumah produksi tahu dapat memproduksi kurang lebih 120 kotak tahu, dan dalam satu kotak, terdiri dari sekitar 25 biji. Dari rumah produksi tahu tidak menjual tahu dalam bentuk eceran, melainkan dalam kotak timba dengan harga Rp. 120.000,-

Kamis, 4 Agustus 2022, kami kembali melakukan tinjauan ke rumah produksi keripik pisang di Dusun Rowo 1. Pada wawancara kali ini kami mendapat informasi dari Ibu Aisya selaku tuan rumah. Proses pembuatan kripik pisang memakan waktu dari jam 7 pagi hingga siang bahkan sampai sore hari. Pisang yang digunakan adalah pisang Candid atau Ambon, dalam proses produksinya setiap hari dapat menghabiskan hingga 20 liter minyak dan dalam satu hari tersebut dapat memproduksi 30 kg kripik pisang. Produk dapat bertahan selama 1 minggu dengan harga Rp. 2.000,- dan dipasarkan di berbagai daerah, seperti Wirolegi, Bali, dan Sulawesi. Rumah  produksi ini sudah berjalan selama 2 tahun.

tinjauan ke UMKM keripik pisang Aisyah./Dokumentasi pribadi
tinjauan ke UMKM keripik pisang Aisyah./Dokumentasi pribadi

 Berdasarkan hasil kunjungan kami ke lokasi UMKM yang ada di Desa Gambiran, terdapat beberapa poin yang selanjutnya akan menjadi program kerja kelompok 11 selama melaksanakan program KKN di Desa Gambiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun