Mohon tunggu...
Imam
Imam Mohon Tunggu... Lainnya - Syafi'i

Tulisanmu mencerminkan bagaimana sifat dan tindakanmu dalam berperilaku setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Mudah Menerima Tamu di Malam Hari

1 September 2020   14:01 Diperbarui: 1 September 2020   14:28 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sesuai dengan judul diatas, aku akan sedikit berbagi cerita tentang apa yang dialami oleh keluarga dan beberapa tetanggaku.

Kejadian terjadi pada hari minggu 23 agustus 2020 sekitar pukul 20.30 WIB. Cerita bermula ketika ayah dan ibuku selesai melaksanakan sholat isya' dan aku pada saat itu sedang asyik main HP dan laptop. Ketika ayahku selesai sholat isya' lalu rebahan didepan TV, lalu terdengar suara motor yang berhenti di halaman rumahku, aku terdiam lalu kudengar suara orang mengucapkan salam beberapa kali, setelah itu ayahku menjawab dan membukakan pintu, ternyata ada 2 orang yang datang dengan tutur kata yang baik, sopan dan tidak masuk ke dalam rumah, mereka hanya mengobrol di teras depan rumahku.

Tak lama kemudian ayahku masuk kekamarku dan meminta uang padaku sebesar 10 ribu rupiah, lalu aku berikan dan ayahku keluar. Tak lama kemudian ayahku memanggil ibuku dan mengobrol sesaat menceritakan bahwa ini ada 2 orang yang meminta uang dengan alasan untuk keamanan di desa .......... (bukan desaku) sontak ibuku terkejut dan mengatakan "uang apa?" lalu ibuku menceritakan bahwa dirumahku baru saja mengadakan acara dan sudah tidak punya uang, sebenarnya ibuku sudah akan memberikan uang sebesar 40 ribu kepada orang itu, tetapi malah ditertawakan oleh keduanya dan mengatakan "uang 40 ribu dapat apa", lalu ibuku masuk kedalam rumah, setelah itu aku keluar rumah melalui pintu belakang untuk mengambil air wudhu karena aku belum melaksanakan sholat isya', ternyata salah satu dari 2 orang yang bertamu tadi kebelakang untuk buang air kecil dan bertemu denganku, kami sedikit berbincang-bincang, aku menanyakan anda dari mana dan mau kemana? Dan orang itu menjawab dengan sopan pula, lalu aku masuk. Setelah aku selesai melaksanakan sholat isya' ibuku masuk dan menyuruhku untuk kerumah kakaknya untuk meminjam sejumlah uang karena kedua orang tadi meminta uang, lalu aku pergi. Belum sampai ditempat, aku sudah dipanggil orang dipinggir jalan dan bertanya padaku "apakah dirumahmu ada 2 orang yang meminta uang?" aku jawab "iya" ternyata sudah banyak orang yang mencari ke 2 orang tersebut sedari tadi, aku lanjutkan perjalananku menuju rumah kakak ibuku, belum sampainya aku sudah banyak lagi orang berkerumun dan aku mengatakan apa yang tengah terjadi dirumahku, ternyata rumah itu tadi sudah didatangi oleh kedua orang tersebut tetapi tidak dibukakan pintu oleh pemilik rumah, aku lanjutkan perjalananku menuju rumah kakak ibuku, belum sempat ku katakana apa maksud dan tujuanku datang, ibuku sudah menelpon dengan suara tangisan yang amat keras hingga tak bisa berkata-kata lagi, sontak aku panik dan seisi rumah kakak ibuku pun ikut panik menanyakan apa yang terjadi. Aku langsung pamit pulang dengan terburu-buru dengan perasaan takut serta panik.

Sampai dirumah, halaman rumahku sudah penuh dengan motor dan orang-orang, kulihat ibuku disamping tiang teras menangis histeris bersama ibu-ibu lain. Sontak kutanya "ibu apa yang terjadi?" hingga beberapa kali aku menanyakan hal yang sama dan tak kunjung dijawab oleh ibuku, setelah beberapa menit kemudian saat ibuku berhenti menangis lalu diceritakan padaku bahwa sebelumnya ibu dan ayahku itu dimintai uang oleh kedua orang tadi disertakan dengan acungan senjata api di kepala ayah dan ibuku dan mengatakan "apakah bapak tidak sayang anak?". Tak kuasa ibuku bercerita padaku, lalu orang-orang berkata, "2 orang tadi itu juga mendatangi rumah mertuaku dan meminta sejumlah uang juga padanya, dan tidak satu dua kali dia datang kerumah, bahkan dia memintanya dengan paksaan disertakan bentakan dan memainkan senjata tajam dan senjata api didepan adiku. Bukan hanya itu saja, dia juga masuk kedalam rumah juga". Lalu aku berfikir, ternyata 2 orang tadi mau melakukan niat jahat terhadap keluarga dan beberapa tetanggaku. Tetapi ada beberapa keanehan yang sampai saat ini masih menjadi misteri dikalangan masyarakat, yakni:

  • Kedua orang itu mengetahui persis siapa pemilik rumah yang akan diniati jahat tersebut.
  • Kedua orang itu mengetahui bahwa tiap-tiap rumah yang ia datangi adalah tempat penimbangan karet, sementara kita semua tidak ada yang mengenal mereka berdua.

Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa mereka itu sebelum melakukan tindakan itu sudah mencari tahu terlebih dahulu (ada orang dalam / jarum) sehingga ketika mereka akan beraksi, mereka langsung mendatangi rumah orang yang dituju.

Dari ceritaku diatas bisa kita ambil beberapa palajaran yakni:

  • Jangan mudah menerima tamu dimalam hari, terlebih kita tidak mengenalnya.
  • Jangan mudah percaya pada orang baru.
  • Jangan mudah tertipu dengan bahasa seseorang, meskipun itu terkesan bahasa yang halus dan tidak menyakitkan hati, terlebih kepada orang yang tidak kita kenal.

Tetap waspada dimanapun dan kapanpun, karena kejahatan sejatinya tidak mengenal tempat, kondisi, suasana serta keadaan sekitar. Lindungi diri dan keluarga serta tetap waspada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun