Mohon tunggu...
Syafii Besari
Syafii Besari Mohon Tunggu... -

Saiki, Neng Kene, Ngene, Dilakoni | Penjual Mie

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maaf, Tidak Ada Hadiah Natal Tahun Ini.

25 Desember 2017   16:32 Diperbarui: 25 Desember 2017   17:22 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala benda di sekeliling kita sejatinya terhubung dengan perasaan, entah kadarnya besar atau kecil. Jika ada yang berubah atau misal benda itu hilang, seketika itu juga pada perasaan kita ada yang berubah. Karena itu kita harus selalu siap.

Kemudian, siapapun yang pernah, sedang atau akan bersama dengan kita, punya porsi masing-masing untuk membuat diri kita lebih baik atau bahkan lebih buruk. Tinggal bagaimana kita mengolah setiap porsi sesuai dengan diri sendiri.

Oh iya, sekali lagi maaf untuk semua orang yang "kebetulan" seagama denganku yang pernah melukaimu atas nama agamanya.

Elsa, apa kamu tahu muslim itu apa? muslim adalah pelaku islam. Islam sendiri artinya menyelamatkan. Apa yang diselamatkan? Hidup orang lain, harta benda orang lain dan martabat orang lain. Maka aku belum berani menyebut diriku muslim ketika aku belum mampu memberimu aman, membuatmu tentram. Dan jika ada orang yang mengaku muslim tapi ternyata masih membuatmu tidak merasa aman, kamu bisa mengerti kalau itu bukanlah sebenar-benarnya muslim.

Maaf, Natal kali ini, aku tidak ada hadiah untukmu seperti tahun lalu. Ketika kita masih sama-sama berada di Malang. Yang kamu dan Dea mengingatnya sebagai kota kenangan.

Malang, ketika mengunjungi kota itu, kemudian mampir ke alun-alun, kita akan mendapati kedua rumah ibadah -masjid dan gereja- bersandingan, seperti kedua orang yang duduk dan saling bercakap-cakap. Memang benar, kedamaian selalu dimulai dari saling pengertian. Atau bila kita melihatnya dari atas gedung perbelanjaan di sekeliling alun-alun, kita akan dapat menyaksikan bagaimana masjid dan gereja itu seperti dua wajah manusia saling menyimpan sesuatu yang besar dalam diam. Seperti sepasang kekasih yang saling merindukan...

Jika kamu bertanya apa do'aku untukmu hari ini. Ya sedikit tulisan inilah do'aku.

Kemudian untuk penutup, ingin bilang bahwa setiap melihat gereja aku selalu mengingatmu. Dan depan rumahku adalah gereja. Maka setiap pagi, secara tidak langsung aku disapa olehmu.

Terima kasih, Elsa. Selamat berdamai dengan diri sendiri.

Madiun, 25 Desember 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun