Ada khabar menyesakkan dada dalam dunia pendidikan kita sa'at ini, setelah tersiar kabar bahwa beberapa Sekolah di wilayah Negara ini roboh menimpa siswa yang sedang belajar dan khabar juga datang dari sebagian wilayah Indonesia banyak Sekolah tidak layak dan tidak memadai untuk dilangsungkannya sebagai tempat belajar mengajar. Dan yang fenomenal masalah dunia pendidikan terjadi di Kota Jember dimana setiap hari di beritakan bahwa banyak guru diminta sejumlah uang untuk proses SERTIFIKASI yang kisarannya sekitar lima sampai enam juta rupiah.
Ada apa dengan dunia pendidikan di Negara ini?... belum lagi urusan masalah anggaran yang diselewengkan disana-sini selesai masalah bertambah hari demi hari, banyak proyek yang bermasalah, anggaran dana BOS yang belum ditempatkan pada tempatnya, penarikan kepada wali siswa dengan berbagai macam dalih, dan rebutan masuk menjadi guru PNS yang banyak menyisakan persoalan semakin panjang dalam sejarah dunia pendidikan di Negara ini.
Apakah dunia pendidikan kita berhasil atau tidak?... kita dapat menilai bahwa dunia pendidikan telah gagal sehingga menjadi bancaan yang dapat disulap menjadi mesin ATM tak berbunga yang telah menumbuh suburkan sebuah sikap mental yang bobrok dan moral yang tertukar dengan sifat tamak dan rakus. Pendidikan bukan lagi urusan pengabdian tulus terhadap bangsa dan Negara untuk mencerdaskan bangsa tetapi telah berubah menjadi predator buas dan menakutkan semua orang.
Pendidikan adalah awal dari sebuah pembentukan karakter bangsa yang mengarah kepada kehidupan yang bermartabat dan berbudi luhur, akan tetapi semua telah di luluhlantakkan oleh sebuah pemikiran-pemikiran orang picik dan munafik, yang dengan sistematis membuat Negara ini tak bedaya dan hina dimata dunia luar karena beberapa hal :
Para pemimpin telah banyak lalai dari tugas awal sebagai pengayom masyarakat dan tempat berlindung, tetapi telah berubah menjadi penjarah bagi bangsanya sendiri dan mereka tidak lebih baik dari penjajah, pemberontak atau penghianat negeri yang dalam keadaan sekarat.
Para pejabat institusi Negara telah berbelok arah menjadi pisau-pisau tajam siap mengerat daging-daging berprotein tinggi demi dirinya sendiri, mereka berfungsi sebagai abdi Masyarakat tetapi dengan embel-embel pelicin dan komisi, mereka tidak lebih baik daripada mafia-mafia dan preman-preman yang hidup dijalanan.
Para legislator partai politik tidak lagi berfungsi menjadi kepanjangan tangan dari Rakyat tetapi telah menjadi anak pungut yang gampang disuruh-suruh dan telah menukar harga dirinya dengan harta dan kedudukan, martabat yang tinggi sebagai wakil rakyat telah di gadaikan demi sesuatu yang namanya harta kekayaan yang melimpah. Undang-undang, peraturan dan kebijakan yang harusnya dilandaskan kepada kepentingan rakyat banyak akan hilang karena kepentingan pribadi dan golongan, dan bukan sesuatu yang aneh jika kita mendengar sebuah penggalan kalimat yang berkata bahwa ada "KEBIJAKAN YANG SALAH" sesuatu yang salah kok menjadi kebijakan, sesuatu yang bertentangan kok menjadi kebijakan, dan kenapa ada kebijakan malah menyesengsarakan banyak orang?.... mereka sesungguhnya tidak lebih baik dari pada para pembunuh saudaranya sendiri dan tidak lebih baik dari pada pengemis yang telah menodai kehormatannya sendiri dengan meminta-minta tanpa malu karena kelaparan.
Jika kita membeci dan mengecam kebiadan TERORIS apakah yang tersebut diatas tidak lebih jahat dari pada TERORIS, kita sepakat untuk berlandaskan UUD 45 dan PANCASILA sebagai dasar Negara tetapi siapa penghianat sesungguhnya di Negara ini?... tidak ada jiwa-jiwa PANCASILA ada dalam diri Pemimpin, Pejabat, dan Anggota DPR walaupun sekecil atom, sehingga gampang dan mudah menipu dan membohongi Rakyat.
"Jika kita percaya bahwa TUHAN itu ada tentu kita yaqin bahwa kebenaran TUHAN adalah segalanya, jika kita percaya bahwa ada surga dan neraka tentu kebaikan dan keburukan akan berpulang kepada tempatnya, dan jika kita hidup dalam ketentuan umur maka pasti semua akan sampai pada akhirnya, tiada apapun yang bisa menolong kita nanti kecuali amal baik yang kita kerjakan hari ini dan besok, Percayalah bahwa TUHAN tidak pernah tidur dan selalu terjaga dan tidak akan menukar kebaikan dengan keburukan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H