Halo para penikmat bacaan kembali lagi bersama sang penulis yang suka mencari pengalaman dan wawasan dimanapun berada. Bagaimana kabar kalian penikmat bacaan sehat kan? Bagaimana momen lebaran kalian para penikmat bacaan? Apakah kalian berada di perantauan atau bisa berkumpul dengan keluarga untuk merayakan lebaran? Bagi yang berada di perantauan jangan bersedih yaa pasti ada alasan kalian untuk tidak pulang merayakan lebaran bersama keluarga dan kumpul bersama keluarga besar.Â
Sang penulis pun juga yakin kalian para penikmat bacaan yang berada di perantauan tidak bisa pulang untuk merayakan lebaran bersama keluarga dan berkumpul bareng bersama keluarga besar karena alasan tertentu dan kalian para penikmat bacaan yang berada di perantauan sangat merindukan momen lebaran bersama keluarga dan berkumpul dengan keluarga besar. Selain itu, kalian para penikmat bacaan yang diperantauan juga rindu main ke rumah saudara, tetangga, dan teman. Para penikmat bacaan juga pasti merindukan momen kumpul bersama teman-teman semasa SD, SMP, SMA maupun Kuliah. Tapi tidak usah khawatir kalian para penikmat bacaan yang berada di perantauan sekarang sudah ada teknologi smartphone ataupun laptop yang bisa digunakan untuk telfon, video call, dan komunikasi bersama keluarga maupun teman yang posisinya jauh atau di perantauan setidaknya bisa mengobati rasa rindu kalian para penikmat bacaan yang diperantauan terhadap keluarga maupun teman.
Berhubung sekarang masih bulan Syawal dan masih momen lebaran penulis mohon maaf yaa bila mempunyai kesalahan terhadap kalian para penikmat bacaan baik dari tulisan penulis atau perkataan penulis yang menyinggung kalian para penikmat bacaan penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Sang penulis juga sudah memaafkan kalian para penikmat bacaan jadi tidak usah khawatir. Bila kalian para penikmat bacaan ingin main ke rumah sang penulis sangat dipersilakan berhubung jajan lebarannya juga masih banyak nihh. Â Jangan lupa kalo pengen main ke rumah sang penulis mohon untuk menghubungi sang penulis dulu takutnya nanti kalo tiba-tiba main ke rumah sang penulis tanpa komunikasi terlebih dahulu tidak ketemu sama sang penulis.
Kali ini penulis akan membahas soal makna kehidupan para penikmat bacaan. Bagaimana kalian para penikmat bacaan sudahkah kalian belajar makna kehidupan? Pernahkah kalian penikmat bacaan berfikir dan mencari tau kenapa kita dilahirkan ke dunia? Pernahkah kalian penikmat bacaan berfikir kenapa di dunia ini ada yang kaya ada yang miskin? Pernahkah kalian berfikir kenapa kalian dilahirkan di keluarga yang kondisinya sedemikian rupa? Sudahkan kalian para penikmat bacaan bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan? Sudahkan kalian para penikmat bacaan bisa menghargai orang lain? Sudahkah kalian para penikmat bacaan bisa menghargai uang? Sudahkah kalian bisa tidak mengeluh atas apapun yang terjadi di kalian para penikmat bacaan? Sudahkah kalian para penikmat bacaan membantu orang lain dalam hal apapun? Sudahkan kalian para penikmat bacaan bisa bersosialisasi dengan orang lain? Sudahkah kalian para penikmat bacaan mengalami kesulitan dalam kehidupan? Sudahkah kalian para penikmat bacaan pernah berada di posisi terbawah dan teratas di kehidupan kalian para penikmat bacaan? Sudahkah kalian para penikmat bacaan merasakan bagaimana jika mempunyai keinginan ataupun cita-cita tetapi tidak tercapai padahal sudah berusaha semaksimal mungkin? Pernahkan kalian para penikmat bacaan mencoba menjalani kehidupan seperti orang lain?
Masih banyaklah pertanyaan dalam kehidupan ini coba kalian para penikmat bacaan meluangkan waktu untuk berfikir, merenung, dan bertanya kemudian mencari jawaban kepada diri anda sendiri.
Penulis akan menjawab pertanyaan di atas dengan pengalaman yang pernah dialami oleh sang penulis sendiri dan penulis juga pernah bertanya kepada seseorang akhirnya penulis mempunyai pandangan dan pendapat sendiri. Penulis sudah belajar makna kehidupan dan penulis belajar makna kehidupan kepada banyak orang bukan hanya kepada orang kaya yang mungkin taunya enak terus gak pernah susah. Penulis sendiri pernah menjalani kehidupan di masa yang enak dan tidak enak. Susah atau enggak enak atau tidak enak itu tergantung diri kita masing-masing menyikapi kondisi tersebut jadi kalo kita suka membandingkan keadaan dengan lain maka yaa tidak pernah menemukan jawaban di dalam diri kita sendiri. Penulis pernah berfikir kenapa dilahirkan di dunia ini karena penulis mempunyai keyakinan jika dulu penulis pernah hidup entah di masa yang mana terus mempunyai tugas di masa itu dan tugas di masa tersebut belum selesai dan di masa itu penulis sudah meninggal kemudian dilahirkan di masa sekarang untuk menyelesaikan tugasnya di kehidupan terdahulu dan menyelesaiakan tugasnya di kehidupan sekarang. Penulis berfikir di dunia ini ada yang kaya dan ada yang miskin karena bila di dunia ini kaya semua maka kehidupan di dunia tidak ada kegiatan ekonomi karena mereka semua sudah merasa berkecukupan semua dan ego mereka besar. Selain itu, kaya dan miskin itu penilaian setiap orang berbeda-beda karena tergantung kita menyikapi dan diposisi mana kita.
Penulis berfikir kenapa penulis dilahirkan di kondisi keluarga sedemikian rupa karena penulis mempunyai keyakinan pada di kehidupan dahulu hidupnya berkecukupan tetapi tidak pernah bersyukur dan membantu orang lain maka di kehidupan sekarang dia dilahirkan dikondisi keluarga yang sedemikian juga dan sebaliknya. Akan tetapi, kita harus bersyukur kita dilahirkan di kondisi keluarga yang sekarang. Penulis sudah bersyukur kepada Tuhan dengan keadaan dan kondisi penulis saat ini. Penulis sudah menghargai orang lain karena penulis dulu pernah tidak dihargai orang dan rasanya sangat tidak enak dan menyakitkan dari situ penulis belajar harus menghargai orang lain.Â
Penulis sudah menghargai uang karena dulu penulis pernah mempunyai banyak uang dan ditipu oleh temannya sendiri sampai uang penulis habis tidak ada sama sekali. Selain itu, penulis dulu juga bingung bila di dompet uannya tinggal seratus ribu padahal uang segitu masih banyak. Akhirnya penulis belajar kepada temannya yang bisa dikatakan kondisi ekonominya dibawah penulis dan penulis juga pernah bekerja sebagai penjual minuman yang sangat susah lakunya dan disitu penulis benar-benar belajar bagaimana menghargai uang sekecil apapun karena mendapatkan uang sangat susah sekali. Penulis dulu adalah orang yang suka mengeluh akan tetapi setelah melewati banyak proses di kehidupan ini penulis akhirnya tau dan paham akan kehidupan itu seperti apa susah senangnya bagaimana disitu penulis sudah mulai jarang mengeluh.
Penulis sudah pernah membantu orang dan dibantu orang lain pun juga pernah. Di saat membantu orang lain penulis merasakan bagaimana diposisi kita mudah dan dapat membantu kesusahan orang lain disitu penulis mengalami hal yang sangat susah untuk dijelaskan. Penulis pernah mengalami kesulitan sering malah dikondisi yang sulit penulis dibantu oleh seseorang teman maupun orang yang belum kenalpun juga pernah disitu penulis belajar bila manusia tidak bisa hidup sendirian pasti membutuhkan bantuan orang lain. Penulis pernah diposisi atas maupun bawah dan dimanapun posisi itu penulis sangat mensyukurinya karena penulis sudah mengalami senangnya hidup dan susahnya hidup. Pernah juga penulis merasakan bagaimana sebuah keinginan tidak tercapai padahal sudah berusaha semaksimal mungkin dan rasanya sangat menyedihkan dan membuat mental penulis sangat down akhirnya penulis belajar bahwa yang kita inginkan belum tentu bisa tercapai meskipun sudah berusaha dan disitu penulis juga belajar mental. Penulis pernah mencoba menjalani kehidupan seperti orang lain yaitu penulis yang kebiasaannya taunya enak terus mencoba sebagai kuli bangunan dan ternyata rasanya sangat berat tenaga dan fisik sangat dibutuhkan dipekerjaan itu dan disitu penulis belajar menghargai pekerjaan orang tidak boleh merendahkan pekerjaan orang karena setiap pekerjaan mempunyai porsi masing-masing.
Sekian tulisan sang penulis kali ini semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan belajar, renungan, dan ilmu bagi kalian para penikmat bacaan. Selamat bertemu kembali ditulisan sang penulis selanjutnya yaa.. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H