Mohon tunggu...
Musyaffa
Musyaffa Mohon Tunggu... -

The Student Of Magister (S2) Islamic Communication of Broadcasting Islamic State University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Risma, Ahok dan Deretan Pelatih Bola ‘Papan Atas’

18 September 2016   12:45 Diperbarui: 18 September 2016   13:36 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Disisi lain, masih terdapat celah ditubuh Ahok, ia dikenal dengan orang yang bertemperamen tinggi, dan suka gaduh. Dampaknya, in-kondusifitas antara gubernuran dengan parlemen. Belum lagi persoalanperlambatan penyerapan anggran. Meskipun, Ahok punya poin penuh dalamtransparansi anggaran. Tampaknya, masalah kepemimpinan Ahok masih menjadi momokbagi insan parpol dengan dalih Ahok temperamen, Ahok lamban dalam penyerapananggaran dan lain-lain.

Begitu juga sebagian masyarakat yang masih berpegangpada ikatan suku, ras, dan agama. Kondisi tersebut memicu adanya pemimpin barudi Jakarta. Risma salah satunya, Risma digadai-gadai adalah lawan terberatAhok. Popularitas dan tingkat Asebilitas Risma berdiri sejajar dengan Ahok,adapun elektabilitas berada posisi runner-up dibawah Ahok. Risma yang saat inimasih memimpin Surabaya pada periode kedua, diharapkan dapat memberi kontribusiyang nyata bagi Jakarta.

Tema problem pada pilgub 2012 adalah ‘Kemacetan,Banjir, dan Pelayanan Sosial’. Tema problem pada pilgub 2017 mendatang adalah ‘Keluasan lapangan kerja dan Stabilitas harga pangan’. Pada pilwakot Surabayadi periode kedua, Risma memperoleh suara sebesar 75 %. Kondisi Risma sejajardengan Jokowi ketika itu. Risma dan Jokowi telah menjadi komoditas partai pengusungnya yaitu PDI-P.

Dampak nyatanya PDI-P menang di 2014. Dalamperjalanan nanti, pemilu di Jakarta merupakan pertarungan kepentingan bagipartai politik, penentu kemenangan di pemilu 2019. Namun, Jokowi dan Rismamerupakan stock pemimpin yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan persoalan.Kondisi pertaruhan kepentingan par-pol tampaknya juga terjadi saat upayamengusung Ahok.

Tiga partai politik segera merapat dan mempererat dukungankepada Ahok, dengan pragmatisme. Ahok telah menjadi komoditas partai Nasdem,Golkar, dan Hanura. Semata ini sebagai bentuk pragmatisme untuk menggaet pemilih muda dan simpatisan Ahok yang masih mendominasi di Ibukota.

Jokowi, Ahok, dan Risma tampaknya seperti pelatih klub bola. Mereka sebagai arsitek dan pelatih kepala dengan ribuan strategi jitunya untukmenuntaskan program kerja dan program kepentingan partai. Begitu juga denganPep Guardiola, Mourinho, Luois Enrique, Antonio Comte, dan lain-lain. Merekasebagai arsitek sekaligus pelatih kepala yang bertugas membawa tim untukmemengani laga disetiap kompetisi.

Kondisi Mancester City kini diperhitungkan, usai mengalahkanrival se-wilayah Manc. United dengan skor 2-1. Kini mereka berada pada posisipuncak klasemen sementara liga Inggris. Padahal, sudah beberapa musim terakhirposisi Manc. City berada pada posisi midle. Pengaruh pelatih ternyataberbanding lurus dengan prestasi tim. Begitu juga dengan pengaruh dan kualitaspemimpin berbanding lurus dengan kemajuan bangsa dan negara.

Untuk Indonesia Raya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun