Sebuah Pengalaman
Saya ingin sedikit memaparkan pengalaman pribadi saya  sekitar realitas yang kemudian saya sebut sebagai gerakan "penjaja sastra" atau tepatnya bila disebut sekarang ini penekanannya pada gerakan pengembangan dunia lierasi. Hal ini telah yang saya munculkan mulai sejak awal tahun 80-an. Gerakan ini cukup masif dan berlanjut. Meski disebut "sastra" kenyataan dilapangan tidak hanya penekanan pada dunia kesastraan, namun kekuatan yang menonjol justru pada gerakan budaya. Karena saya lahir dan berkembang di lingkungan budaya Madura, tentu saya lebih dekat dengan dunia yang berhubungan dengan budaya, yakni kearifan lokal Madura.
Gerakan ini saya lakukan dan diawali mulai masuk ke wilayah pesantrean secara berkala, setiap pekan saya datangi para santri melalui komunitas santri yang ada. Mengapa pesantren?, ketika itu saya mempunyai alasan kuat, bahwa pada jaman itu posisi pesantren, (termasuk madrasah didalamnya) diletakkan pada posisi kedua setelah sekolah umum.Â
Dan saya yakini, kehidupan mereka untuk mengenal dunia luar, relatif cukup kecil, sehingga mudah menerima keinginan-keinginan saya untuk mengembangkan kreatifitas mereka.
Dan itu benar. Gerakan ini berhasil, yang kemudian pada dekade awal 2000-an bermunculan kreator-kreator yang mumpuni dalam bidangnya. Justru yang dominan mereka lebih akrab masuk wilayah dunia sastra. Memang dunia sastra lebih mudah diterima dibanding dunia kesenian yang lain. Dunia sastra terbukti mampu memberi dan membangun pencerahan demikian dramatisnya sehingga keinginan-keingninan besar itu sangat relevan dengan pola hidup mereka.Â
Dunia sastra sangat berpengaruh dan relevan dengan dunia keilmuan lainnya. Maka tak heran dari komunitas pesantren kini telah tampak banyak lahir para pemikir dan penulis handal.
Hal inilah yang saya maksud, bahwa generasi muda, kalangan remaja maupun anak didik sekolah perlu dan harus diperkenalkan dunia sastra sejak awal, sejak dini, karena sastra adalah pelajaran yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak? Karena dalam belajar sastra ada banyak hal yang dapat diperoleh. Selain menyenangkan dan bermanfaat sekaligus memupuk serta mendalami nilai-nilai kehidupan.
Sehingga sangatlah salah atau minimal tidak tepat jika mengajarkan sastra hanyalah mengajarkan materi-materi sastra dengan menjejali otak siswa dengan berbagai ragam teori. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa teori sastra memang sangat membantu membedah sebuah karya sastra hingga ditemukan nilai-nilai moral yang dapat ditangkap kemudian diaplikasikan dalam kehidupan.
Â
Bergaul dengan Sastra
Tentu yang hadir saat ini telah memahami apa fungsi sastra. Dalam perkembangannya fungsi sastra, selain  dijadikan bahan dalam pembelajaran, baik terhadap anak-anak remaja, maupun bagi orang tua. Sebagaimana sifat sastra yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya.