wahai perempuan-perempuanku, mari bersijingkat
menuju negeri asing
hari ini adalah ulang tahunmu pertama
ketika kau menggerus nasib jadi noktah
ketika kau menghampar laut jadi ombak
ketika kau menggerai langit jadi bintang
ketika kau mengumbar nafsu jadi nanah
perempuan-perempuanku, helakan nafasmu
lepaskan baju kutangmu, dan bentangkan di dermaga
lalu jadikan mercuar bagi pelaut yang tersesat
dan biarkan mereka lahap menikmati nafas-nafasmu
perempuan-perempuanku, yang kini merenda waktu
sebelum kau kembali ke negeri asalmu
sematkan bunga untuk para lelaki
yang tak pernah mengerti
bahwa tubuhmu adalah jaman
yang akan terus menjadi kesintalan negeri ini
karena kau adalah tonggak waktu
yang melahirkan banyak mesiu
perempuan-perempuanku, segeralah dandani diri
biarkan dadamu mengambang dalam angan
karena lelaki akan segera menyergapmu
dan  akan melahirkan mesiu baru
2016 Â Â
Cahaya Perempuan Luka
kubangunkan cahaya untukmu
agar kau berkaca seraya menghitung hari
sambil menuai mimpi yang tak berakhir
meski kau runtuhkan langit
lukamu yang satu, biarkan menganga
biarkan ornamen hidup menyusup didalamnya
karena lukamu adalah bara
yang akan membakar bumi ini
kisah luka telah menjadi sejarah nenek moyang
yang pernah kau sapa dalam rahim ibu
kisah luka akan selalu mendera para pengeja  Â
perempuan-perempuan perkasa
ada bentuk yang tak tampak
dari helaan nafas panjang kaum penista
dan mengabarkan hiruk pikuknya kota
kota yang menggilas peradaban ini
sampai tubuhmu renta
pekabaran malam telah kusingkapkan  untukmu
dan kualirkan darah untuk basuhmu
lalu biarkan langit bergerai
agar kau lebih tampak dalam warna cahaya
cahaya perempuanmu
2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H