Mohon tunggu...
Muhammad Syafaatur Rahmandani
Muhammad Syafaatur Rahmandani Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Jember

Saya memiliki hobi traveling menggunakan sepeda motor, dan saya bercita cita ingin menjadi seorang wirausahawan sukses, dan mampu bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendampingan Tata Kelola Kawasan Pulau Kacang - Puger Kulon oleh Tim Keris GPS dan Ikatan Arsitek Indonesia

19 Juli 2024   21:39 Diperbarui: 19 Juli 2024   22:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puger Kulon, Jawa Timur -- Desa Puger Kulon, yang terletak di pesisir Jawa Timur tepatnyaa di Kabupaten Jember, memiliki kekayaan alam maritim yang melimpah. Potensi ini mencakup perikanan, budidaya rumput laut, dan wisata pantai. Namun, selama ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.

Tim Keris GPS (Kelompok Riset Governance and Public Sector Accounting) Universitas Jember telah meluncurkan program pendampingan tata kelola kawasan maritim dengan fokus pada hilirisasi produk unggulan lokal di Desa Puger Kulon. 

Program ini bertujuan untuk bisa mengetahui potensi dari Desa Puger Kulon dengan output tata kelola kawasan yang diwujudkan dalam bentuk Master plan dan juga maket agar bisa menjadi solusi untuk penempatan pusat potensi olahan ikan atau hilirisasi, dan memberikan pelatihan pembuatan produk olahan ikan agar mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tim Keris GPS hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan mengimplementasikan program pendampingan yang terstruktur. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, akademisi, serta sektor swasta, untuk mendorong hilirisasi produk maritim unggulan desa. Nantinya program akan dilaksanakan melalui penggalian potensi masalah dengan pendekatan top down dan bottom up dari berbagai stakeholder seperti perangkat desa, PKK, Pokdarwis, BUMDES, tokoh masyarakat, dan LPMD. Hal ini bertujuan agar konsep dan arah pengembangan wilayah Desa Puger kulon tepat sasaran dan tidak merugikan berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini Tim Keris GPS berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia untuk menjadi narasumber sekaligus pemateri dalam progra focus group discussion yang diadakan pada tanggal 13 Juni 2024. Narasumber yang diundang dalam acara tersebut bernama Bapak Pungki Indriatmiko. 

Bapak pungki menjelaskan dalam sambutannya bahwa "Dalam rangka kita membangun desa tentu perlu adanya kolaborasi dan sinergi antara pihak masyarakat, akademisi dan juga pemerintah setempat". 

Maka dari itu selaku perwakilan dari Tim Keris GPS, Ibu Resha Dwi Ayu Pangesti Mulyono menanggapi dengan positif pernyataan tersebut dan dalam sambutannya mengatakan bahwa "Potensi di desa itu harus selalu dikembangkan guna memunculkan sebuah solusi di tengan permasalahn ekonomi dan sosial yang ada".

Program pendampingan tata kelola kawasan maritim di Desa Puger Kulon mencakup beberapa langkah strategis, antara lain:

  • Identifikasi Potensi Lokal dengan cara melakukan survei dan pemetaan potensi maritim yang ada di desa.
  • Pelatihan dan Edukasi kepada masyarakat desa tentang teknik pengolahan produk maritim, manajemen usaha, dan pemasaran.
  • Pendampingan pembuaatan Master plan dan Maket
  • Pengembangan inovasi produk unggulan desa seperti ikan asin, olahan rumput laut, dan produk pariwisata berbasis maritim.
  • Kemitraan dan Pemasaran dengan industri dan membuka akses pasar untuk produk-produk unggulan desa.
  • Peningkatan akan pentingnya kesadaran menjaga lingkungan sekitar

Program Blue Innovation telah menunjukkan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Desa Puger Kulon. Beberapa dampak yang telah dirasakan antara lain:

  • Peningkatan Pendapatan Masyarakat
  • Dengan adanya pelatihan dan pengembangan produk, masyarakat desa mampu menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi, sehingga pendapatan mereka meningkat.
  • Lapangan Kerja Baru

Program ini juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor pengolahan dan pemasaran produk maritim.

  • Kesadaran Lingkungan
  • Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan maritim untuk keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
  • Terciptanya tata kelola kawasan yang optimal
  • Dengan adanya program pembuatan Master Plan dan maket mampu menciptakan tata kelola wawasan di Desa Puger Kulon menjadi semakin baik.

Inisiatif KERIS GPS Universitas Jember di Desa Puger Kulon merupakan contoh nyata bagaimana pendampingan dan hilirisasi produk unggulan dapat mendorong keberlanjutan ekonomi desa. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan partisipatif, program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan maritim yang menjadi sumber daya utama desa. Melalui keberhasilan ini diharapkan program serupa dapat diterapkan di desa-desa maritim lainnya di Indonesia, guna mencapai kemandirian dan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun