Pendidikan progresivisme ini sebagai sebuah proses belajar yang berharga dengan "Learning by doing" sebagai belajar dengan melakukan (Enny Fadillah, 2015:13). Selain itu, Dewey juga mendefinisikan progresivisme pendidikan dapat dilakukan dengan rekontruksi atau pengorganisasian ulang pengalaman yang menambah makna, serta menambah kemampuan pelajar dalam memberi arah pada pengalaman selanjutnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan makna untuk mengetahui pentingnya pengalaman dan pembelajaran yang terjadi secara terus menerus (Dewey, 1916:74). Dapat dilihat dari definisi Dewey bahwa dalam membangun pendidikan progresivisme membutuhkan pengalaman belajar yang tidak pernah berhenti atau terus menerus.
Penekanan pendidikan kejuruan terhadap pengalaman atau "hands-on experience" sebagai sebuah proses belajar yang berharga dengan "Learning by doing" ini berdampak terhadap kemampuan peserta didik kedepannya. Sebagai contoh jurusan Administrasi Perkantoran yang membutuhkan pengalaman yang berharga dengan "Learning by doing", seperti kemampuan mengangkat telephone yang baik sesuai SOP, kemampuan melakukan pengarsipan yang baik, ataupun penggunaan mesin fotocopy. Dengan adanya pembelajaran praktik ini, jika mereka melakukan kesalahan, peserta didik dapat menjadikan hal tersebut sebagai pengalaman sehingga kemampuan peserta didik dapat bertambah dan pengalaman ini bisa dijadikan arah untuk pengalaman selanjutnya. Pengalaman belajar, terutama dalam pembelajaran praktik baik di laboratorium atau dalam kegiatan Prakerin, merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan di SMK yang harus dilakukan secara terus menerus. Sedangkan dalam PJJ saat ini, pengalaman belajar praktik di SMK telah hilang, sehingga mereka tidak dapat menambahkan arti pada pengalaman untuk megarahkan jalan bagi pengalaman tersebut.
Realita Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai hambatan yang serius, dan krusial. Praktik-praktik pembelajaran yang seharusnya menjadi komponen penting bagi pendidikan kejuruan telah hilang. Dalam membangun pendidikan progresivisme menurut Dewey, sangat membutuhkan pengalaman belajar yang dapat dilakukan secara terus menerus.
Pembelajaran praktik yang ditonjolkan dalam SMK, dibandingkan dengan pembelajaran teori merupakan salah satu pengalaman yang berguna bagi peserta didik kedepannya. Jika di masa pandemic ini praktik-praktik kejuruan tersebut hilang, maka sejatinya pendidikan kejuruan telah kehilangan sebagian jiwanya. Alangkah lebih baiknya jika pembelajaran praktik dalam PJJ ini seharusnya tidak dihilangkan. Peserta didik bisa saja diberikan jadwal sehingga mereka memiliki kesempatan praktik  setidaknya seminggu sekali dengan jumlah siswa yang harus dibatasi agar kesehatan tetap terjaga disamping pengalaman praktik yang tetap ada.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R. (2011). Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Sahri, A. (2018). Pendidikan Karakter (Konsep Implementasi dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Pada Tingkat SMA dan SMK). Purwokerto: beBook
Sofyan, H. (2015). Metodologi Pembelajaran Kejuruan. Yogyakarta: UNYPRESS
Wasitohadi. (2014). Hakekat Pendidikan dalam Perspektif Jhon Dewey (Tinjauan Teoritis). Satya Wida, Vol. 30, No. 1. 49-61
Wulandari, T. (2020). Teori Progresivisme Jhon Dewey dan Pendidikan Partisipatif dalam Pendidikan Islam. At-Tarbawi : Jurnal Kajian Pendidikan Islam Vol, 5. No, 1. 72-86
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H