Mohon tunggu...
syafa'atun aisya
syafa'atun aisya Mohon Tunggu... -

wanderer wanabe

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PEGIDA, Charlie, dan Bayi yang Tak Jadi Lahir ke Bumi

18 Januari 2015   07:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

jumlah anggota mereka terus meningkat. Terdapat anakan organisasi yang dinamakan berdasarkan daerah. Legida untuk wilayah Leipzig. Bogida untuk Bonn dan Dogida untuk Darmstadt. Selain Rogida (Rohstock), Baergida (Berlin), Bagida (Bavaria), Hagida (Hannover) dan seterusnya..

Meski begitu, ramai pula aksi yang nenentang dan menolak Pegida. Sejumlah politisi dan selebriti terlibat aksi perlawanan ini. Kanselir Jerman saat ini, Angela Markel, turut pula memberikan suara. Petisi dan kampanye menyerukan keragaman dan warna warni penduduk Jerman didengungkan. Für ein buntes Deutschland. Untuk Jerman yang berwarna.

Selain petisi, mereka juga turun ke jalan. Tak jarang, satu wilayah terdapat dua aksi demo sekaligus. Pegida dan lawan Pegida. Sejauh ini dua aksi berjalan aman.

***

Belum reda aksi tentang Pegida yang tengah mencoba menarik perhatian, muncul berita mengejutkan dari negeri tetangga.

Sebuah serangan brutal menewaskan awak dan editor media Charlie Hebdo di Paris. Ini koran mingguan Perancis berisi tulisan dan kartun satir yang memuat dan mengolok-olok siapa saja. Termasuk tokoh paling diagungkan umat Islam, Muhammad SAW. Beberapa kali koran itu tersangkut perkara dan mendapat serangan.

Aksi teror ini kembali memicu perdebatan tentang Islam dan terorisme.

Saya mengikuti segala perdebatan itu dari sebuah kamar dengan tiga tempat tidur berjajar dan selang infus tergantung di samping ranjang.

Minggu malam lalu saya terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Hantaman bertubi-tubi di dalam perut membuat rasa sakit yang menyiksa.

Beberapa hari sebelumnya terjadi pendarahan dan saya melewatkan periode bulanan saya akhir tahun lalu. Saat saya bilang saya tak kuat lagi, suami segera menelpon taksi.

Dengan hati-hati dokter mengatakan bahwa saya harus segera dioperasi untuk membersihkan darah yang muncrat di sekitar rahim dan mematikan hormon kehamilan yang sempat terdeteksi. Saya pasrah. Suntikan obat penghilang nyeri tampaknya berhasil membius saya untuk tak ingat apa yang tengah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun