Mohon tunggu...
Syaefudin Zuhri
Syaefudin Zuhri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menulis adalah cara berekspresi secara gradual untuk menuangkan pemahaman yang sudah ditimba dari guru dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

PUASA SEBAGAI PERISAI DIRI

25 Maret 2024   15:06 Diperbarui: 25 Maret 2024   15:17 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Allah menciptakan mahluk berbagai macam jenis, manusia, hewan, jin , dan mungkin masih banyak lagi jenis ciptaan Allah yang belum terjamak oleh pengetahuan manusia. Pada dasarnya pemahman itu sendiri dibangun dari dasar penggalian dan penemuan yang ada pada sekeliling kehidupan manusia.

Manusia menjadi mahluk yang sangat spesial dan sangat diperhatikan oleh Allah, Berdasarkan ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Qur`an, istilah manusia kurang lebih disebut 70 sampe 73 kali , diantaranya: An-Nas, Al- Insan, Al-Basyar, Ins dan Bani Adam, hal ini menunjukan bahwa manusia adalah mahluk yang sangat di perhatikan oleh Allah swt.

Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna dalam bentuknya, anggota badan yang saling berpasangan, dan satu sama lain saling berkaitan, berdasarkan Q.S At-Tin 4 :

Artinya : Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Ayat diatas menunjukan manusia sangat diperhatikan oleh Allah swt, dalam hal ini manusia perlu bersyukur kepada Allah atas segala ni`mat yang telah dianugrahkan. Manusia diciptakan dari laki-laki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, hal ini membuktikan bahwa Allah menciptakan manusia berbeda-beda baik cara berpikir dan cara bersikap, perbedaan ini agar manusia mampu saling mengenal, hemat penulis perbedaan yang menjadi bagian dari skenario tuhan merupakan rahmat bagi manusia agar menjadi mahluk yang bisa mengoptimalkan kelebihan yang ada di manusia itu sendiri.

Manusia ada yang beriman dan tidak beriman, beriman dan tidak beriman hakikatnya sudah ditentukan di zaman azzali oleh Allah swt, manusia beriman adalah manusia yang mampu mengaplikasikan keimanannya untuk mengabdikan diri kepada sang khaliq, mengabdikan diri artinya segala aspek kehidupan tunduk patuh dengan aturan yang ditentukan oleh Allah swt, seperti halnya sholat, puasa, haji dan ibadah-ibadah lainya.

Ibadah puasa merupakan perintah Allah yang diwajibkan sebelum umat nabi Muhammad saw, hal ini berdasarkan ayat Al-Qur'an yang memerintahkan orang beriman untuk berpuasa, Q.S Al-Baqarah 183

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Ayat di atas menjelaskan bahwa puasa adalah ibadah yang sudah diwajibkan sebelum umat nabi Muhammad saw, yang artinya puasa merupakan ibadah yang sangat luar biasa, pada umumnya sesuatu yang dikerjakan kemudian diteruskan berarti mempunyai esensi yang bernilai spritual tinggi. Analoginya ketika induk ayam akan menetaskan telurnya, butuh waktu untuk induknya berpuasa kurang lebih selama 21 hari, begitu juga kepompong ketika ingin menjadi kupu-kupu dan terbang berbentuk indah membutuhkan puasa yang cukup lama. Maka dari itu ayat diatas mempunyai esensi spritual yang tinggi, orang yang berpuasa menjadikan pribadinya bersih dan lebih takut kepada Allah swt.

Puasa hakikatnya membersihkan dari segala sifat kejelakan dan keburukan, berdasarkan hadits nabi Muhammad saw : "Puasa adalah perisai". Yang artinya puasa sebagai benteng orang yang beriman agar tidak keluar dari jalan syariat rasulullah, dalam hadits lain dijelaskan bahwa puasa adalah sebagai perisai selagi tidak merusaknya, esensi puasa dapat dirasakan apabila orang yang berpuasa mampu mengikuti semua prosedur yang berkaitan tentang puasa.

Pada dasarnya Allah swt mewajibkan puasa kepada orang yang beriman agar merasakan betapa pedihnya orang yang tak bisa makan karena tidak ada yang dapat dimakan, bukan hanya itu saja diatas sudah dijelaskan bahwa puasa merupakan benih ibadah yang sangat luar biasa untuk selalu dipupuk dengan amaliyah-amaliyah yang ada pada bulan puasa agar berbuah taqwa, karena dengan taqwa manusia akan terselesaikan semua problematika kehidupannya, keraguan hidup, kebuntuan hidup, angan-angan dan harapan hanya mampu diselesaikan dengan kita bertaqwa kepada Allah swt.

Puasa adalah obat yang sangat mujarab, orang yang berpuasa dan mampu menjaga puasanya adalah orang yang berhak mendapatkan gelar taqwa, dengan catatan bukan hanya menahan makan dan minum saja, akan tetapi mampu menjaga semua panca inderanya tidak bermaksiat kepada Allah swt, Rasulullah bersabda :

"Sesungguhnya puasa bukan hanya menahan makan dan minum, akan tetapi puasa adalah menahan kemaksiatan dan pelanggaran"

Orang yang tidak mampu menjalankan puasa dalam syariat islam tidak dipermasalahkan, dengan catatan ketidakmampuannya dilatarbelakangi hal-hal yang dapat dimaklumi oleh syar'i, seperti halnya: orang yang bekerja keras, orang hamil yang khawatir terhadap bayinya, orang menyusui, musafir dan hal-hal lainya. Di dalam Islam ada istilah rukhsoh/ dispensasi dalam menjalankan syariat Islam, hal ini meunjukan bahwa Islam yang sangat bertoleran terhadap syariat yang diwajibkan kepada umatnya. Jalaludin Abdurrahman berpendapat rukhsoh bisa dilakukan dengan dilatarbelakngi beberapa hal, diantaranya :

  • Musafir ; Orang yang sedang bepergian boleh tidak melaksanakan sholat jum'at dan diganti dengan sholat dzuhur, dengan catatan shafarnya tidak untuk maksiat melainkan shafar syar`i, dan jaraknya menurut ulama syafii antara 80-90 KM.
  • Maridh : dalam kondisi sakit memperbolehkan seseorang sholat dengan tayamum sebagai ganti wudhu, boleh sholat dengan duduk dll
  • Al-Usru (kesulitan)  : Dalam kondis ini seseorang boleh mealaksanakan sholat dengan pakain najis, disebabkan tidak ada lagi selain pakaian yang najis.
  • An-Nisyan (lupa) : sesorang tidak dianggap batal puasanya apabila dia makan dan minum tapi dalam keadaan lupa bahwa dia sedang berpuasa.

Dengan demikian menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang tidak memberatkan pemeluknya, puasa tidak makan dan minum selama seharian penuh pada dasarnya manusia mampu menjalankannya.

Puasa adalah perisai bagi orang yang beriman dari tipu daya syaitan, dan menjadi alat pembersih rohani, dan membentuk pribadi yang amanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun