Mohon tunggu...
syadza zhafirah
syadza zhafirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Masa Pandemi Covid 19

16 Juni 2023   08:45 Diperbarui: 16 Juni 2023   08:48 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan 

Munculnya pandemi Covid-19 merebak dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Pandemi covid yang menyebar dengan begitu cepat membuat pemerintah  mengambil sejumlah kebijaksanaan untuk memutus mata rantai virus ini. Pemerintah menghimbau agar masyarakat mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan social distancing (jaga jarak), mengurangi perjalanan keluar kota, sampai peraturan pemerintah yang dikenal dengan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Tetapi tidak dapat disangkal jika penyebaran virus ini bersamaan dengan adanya kebijakan dari pemerintah yang berpengaruh pada kondisi perekonomian masyarakat. Misalnya pada beberapa sektor seperti transportasi juga perdagangan mengalami kemerosotan yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran memuncak karena banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan mereka.

Krisis sosial timbul akibat kebijakan pemerintah dalam usaha mengurangi rantai penyebaran virus covid 19. Dampaknya ialah makin banyak masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan karena kebijakan pemerintah yang berpengaruh pada sektor ekonomi (pengurangan karyawan/pemutusan hubungan kerja). Tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 dengan kebijakan social distancing dan lockdown memperburuk keadaan kemiskinan di masyarakat.

Merebaknya virus Covid-19 ini terus menerus terjadi yang menyebabkan perekonomian suatu negara melambat yang lama kelamaan menjadi penyebab kemiskinan. Faktor salah satunya yaitu jumlah pengangguran dari karyawan yang harus merelakan pekerjaan mereka karena pemutusan hubungan kerja ataupun banyak pelaku usaha yang mengalami kerugian dan kehilangan sumber pencahariannya selama pandemi covid ini. Makin meningkatnya pengangguran juga menjadi suatu permasalahan yang parah bagi pertumbuhan ekonomi disuatu negara, terutama di negara berkembang.

Isi

Ramainya wabah penyakit yang tingkat penularannya sangat signifikan dan bisa menimpa tanpa memandang usia yang sampai-sampai bisa menyebabkan kematian. Tak tanggung-tanggung pandemi ini menarik perhatian seluruh kalangan masyarakat dan menyebabkan pemerintah mengeluarkan berbagai macam peraturan dan kebijakan, misalnya dengan diterapkannya PSBB yang menjadikan perusahaan harus berhenti beroperasi dan menyebabkan pemutusan hubungan kerja massal. Adanya faktor penurunan tingkat produksi disebabkan pemutusan hubungan kerja secara massal, selain itu semakin menurunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa.

Masyarakat tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya bantuan pemerintah, pemerintah sudah seharusnya bisa memengaruhi masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan di masa pandemi ini. Dengan melakukan sosialisasi serta penyuluhan yang berdampingan diharapkan bisa memperkuat sikap masyarakat untuk bisa disiplin menghadapi era new normal.

Dilihat dari data badan pusat statistik, banyak penduduk dengan usia kerja harus menganggur, bukan angkatan kerja, harus merelakan pekerjannya untuk sementara karena covid, dan beberapa pekerja harus mengurangi jam kerja pula akibat pandemi ini. Strategi yang jitu harus disiapkan dalam menangani dampak pandemi yang memengaruhi banyak sektor, terutama ekonomi sesuai dengan kajian ini. Sudah kewajiban pemerintah bisa memutarbalikkan stabilitas ekonomi negara agar diharapkan pengangguran tidak makin banyak.

Aksi nyata pemerintah dalam mengembalikan ekonomi agar bisa kembali stabil yaitu, dengan mengeluarkan kebijakan kartu prakerja. Kartu ini bertujuan untuk masyarakat demi mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang tujuannya untuk meningkatkan potensi kerja bagi pekerja, buruh, wirausaha, agar hisa mengembangkan bisnis dan membuka lapangan kerja baru.

Dalam teori struktural fungsional Robert K Merton, menyebutkan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian bagian yang saling berkait dalam keseimbangan. Seimbang dengan kondisi pandemi ini masyarakat harus saling menyatu dan kompak satu sama lain agar terciptanya hidup yang lebih nyaman dan sehat pada masa pandemi. Menurut Robert juga, kemiskinan merupakan fungsional atau memiliki fungsi dalam sistem sosial dalam masyarakat. Jelasnya, masyarakat miskin memiliki fungsi untuk mengerjakan (pekerjaan kotor) yang orang kaya tidak mungkin kerjakan.

Kesimpulan

Akibat dari pandemi covid 19 sudah pasti memengaruhi pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara Indonesia namun di seluruh dunia. Imbas dari pandemi yaitu, pemberlakuan PSBB atau dikenal lockdown sebagai bentuk kekhawatiran pemerintah agar penularan virus tersebut tidak semakin parah. Tetapi kebijakan pemerintah ini justru berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional yaitu salah satunya meningkatnya angka pengangguran yang jika keadaan ini dibiarkan terus menerus akan menimbulkan kemiskinan. Perusahaan yang terdampak PSBB bisa berhenti beroperasi atau adanya PHK massal.

Tumbuhnya lapangan pekerjaan tetap harus diperhatikan pemerintah selain dari optimalisasi penurunan angka kasus covid 19 melalui vaksin, bansos, serta penyuluhan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Meningkatkan pertumbuhan UMKM bisa menjadi solusi dalam meningkatnya lapangan pekerjaan di era digital yang tidak begitu terdampak pandemi. Semakin majunya UMKM dimasa pandemi diharapkan menjadi peluang untuk membuka lapangan pekerjaan baru demi membantu untuk mengurangi angka pengangguran Indonesia di masa pandemi.

DAFTAR PUSTAKA

Craib, Teori-Teori Sosiologi Moderen dari Parsons sampai Hebermas, Jakarta : Rajawali Press, 1992

Raho, Bernard, Teori Sosiologi Moderen, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994

Sani, S. R., Fitri, C. D., Amri, K., Muliadi, M., & Ikhsan, I. (2022). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pengangguran, Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan: Bukti Data Panel di Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 6(1), 107-115.

Rosana, E. (2019). Kemiskinan Dalam Perspektif Struktural Fungsional. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 14(1), 19-34.

Fikri, Y. T. A., & Gopar, I. A. (2021). Analisis Peningkatan Angka Pengangguran akibat Dampak Pandemi Covid 19 di Indonesia. Indonesian Journal of Business Analytics, 1(2), 107-116.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun