Kesejahteraan masyarakat diibaratkan sebagai sebuah tujuan besar yang harus  dicapai bersama. Namun kenyataannya, untuk mencapai tujuan tersebut cukup sulit. Akibat dari ketimpangan pendapatan, kesulitan mencari pekerjaan, dan rendahnya daya beli, membuat sebagian besar masyarakat harus bekerja ekstra untuk bertahan hidup. Dalam kondisi seperti ini, salah satu sektor yang dapat dianggap sebagai penyelamat perekonomian Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan dasar perekonomian nasional Indonesia dan berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Aliyah, 2022).Perlu Anda ketahui, pendapatan masyarakat juga bisa meningkat karena adanya usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurut Prasetyo (2008), hal ini disebabkan adanya serapan tenaga kerja di UMKM yang turut meningkatkan pendapatan masyarakat. Pendapatan yang tinggi meningkatkan daya beli masyarakat dan memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan rumah tangga. Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 99% entitas ekonomi di Indonesia adalah UMKM, yang menyerap hampir 97% tenaga kerja negara. Dari sini terlihat kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, sektor ini mempunyai potensi besar untuk memperkuat perekonomian Indonesia, terutama dalam hal pemerataan kekayaan di seluruh wilayah.
Lalu, bagaimana kondisi kesejahteraan di Indonesia saat ini? Â Menurut Sultan (2023) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa Indonesia mempunyai ketimpangan kekayaan masyarakat baik dari segi perekonomian maupun pertumbuhan ekonomi, menunjukkan ketidakstabilan dari tahun ke tahun, bahkan ada beberapa pertumbuhan ekonomi yang menurun tajam di tahun tertentu. Namun, kendala tersebut dapat diatasi termasuk bagi UMKM. Menurut Badan Pusat Statistik (2023), perubahan taraf kesejahteraan diteliti pada delapan bidang, salah satunya adalah ketenagakerjaan. UMKM merupakan salah satu penggerak perekonomian Indonesia dan mempunyai daya serap tenaga kerja yang besar dan dapat mengurangi pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja dan penurunan angka pengangguran di Indonesia dibandingkan tahun sebelumnya, serta peningkatan jumlah UMKM (Direktorat Jendral Pajak, 2023).
Masih kurang yakin? Mari kita amati data berikut ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk bekerja di Indonesia pada Agustus 2024 diperkirakan sebanyak 144,6 juta jiwa, meningkat 4,79 juta jiwa dibandingkan Agustus 2023, sedangkan TPT Indonesia pada Agustus 2024 adalah 4,91% turun 0,41% dari Agustus 2023. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 65 juta unit, mencakup berbagai sektor seperti fesyen, teknologi digital, kerajinan tangan, dan kuliner. Jumlah tersebut naik 1,98% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 64,2 juta unit. Setelah itu, UMKM akan memberikan 61% untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia atau setara dengan Rp9.580 triliun di tahun 2023.
Berdasarkan data tersebut, pertambahan jumlah UMKM di Indonesia seiring dengan pertambahan jumlah angka tenaga kerja dan penurunan angka pengangguran. Oleh karena itu, pertambahan jumlah UMKM membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
Tantangan yang Dihadapi UMKM Berdasarkan Data BPS
Meskipun UMKM memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian, terdapat berbagai tantangan yang bisa menghambat pertumbuhannya. Berdasarkan data BPS, sekitar 60% UMKM di Indonesia tidak bisa bertahan lebih dari 5 tahun. Penyebab utama kegagalan tersebut adalah masalah permodalan. Banyak UMKM kesulitan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal karena tidak memiliki jaminan yang memadai atau tidak dapat mengakses informasi mengenai program pinjaman yang tersedia.
Sejalan itu, BPS menampilkan bahwa sebagian besar para UMKM tidak biasa menggunakan teknologi digital secara maksimal. Seperti yang telah diketahui bahwa banyak UMKM masih menggantungkan pemasaran secara tradisional misalnya melalui pasar lokal, dan penjualan secara fisik, maka akan menyebabkan jangkauan pasar yang terbatas. Di sisi lain, penerapan teknologi digital cukup penting dalam memperluas basis pasar dan meningkatkan jumlah penjualan. Sayangnya, keterbatasan keterampilan digital menjadi tantangan bagi UMKM untuk mengejar peningkatan teknologi.
Tantangan lainnya adalah kurangnya keterampilan bisnis dan keterampilan manajemen keuangan. Banyak UMKM yang menjalankan bisnis mereka merasa kesulitan untuk bertahan hidup tanpa pengetahuan yang memadai untuk mengelola sumber daya dan dana serta strategi bisnis. Hal ini biasanya membuat UMKM sulit untuk bertahan dan tumbuh dalam jangka panjang. Untuk mengatasi masalah ini, UMKM perlu pendidikan dan pelatihan bisnis yang tepat untuk memperkuat kemampuan pasar mereka dan tumbuh secara konstan.
Pemberdayaan UMKM sebagai Solusi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Pemberdayaan UMKM dapat memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Pemberdayaan dalam hal ini berarti memberikan dukungan kepada pelaku UMKM melalui berbagai program dan kebijakan yang dapat mengatasi kendala yang mereka hadapi. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memberdayakan UMKM secara lebih maksimal.
1. Peningkatan Akses Pembiayaan