"Yang jelas, kami dituntut sangat mandiri. Entah dalam mengurus diri sendiri, maupun untuk memajukan diri dan tentunya mahasiswa dari Indonesia lainnya," tuturnya.
Untuk itu, dia menceburkan diri dalam Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Islam di Kairo secara aktif. Saat ini, dia menjabat sebagai wakil presiden PPMI Kairo. Benih kecintaan pada kegiatan kepemudaan dan budaya berorganisasi, sudah tumbuh sejak dia masih duduk di bangku SMA. Ketika itu, Syadid masuk dalam jajaran pengurus remaja Musala Al Azhar SMAN 2 Lumajang.
Dari kegiatan ini pula, keingintahuannya terhadap Islam juga tumbuh mekar seiring dengan keikutsertaannya dalam setiap diskusi-diskusi keagamaan di musala kecil itu.
"Sampai saat ini, saya memang masih senang berorganisasi," katanya. Dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-65 di KBRI Kairo, dia bersama rekan-rekannya mengadakan sebuah kegiatan amal, yakni donor darah. Selanjutnya, dia juga pernah menjadi wakil mahasiswa Indonesia dari Mesir dalam Konferensi Internasional Pelajar Indonesia 2010 di Victoria University, Melbourne, Australia.
"Di sana, kami membicarakan tentang pendidikan di Indonesia bersama dengan pakar-pakar pendidikan. Tidak hanya dihadiri pembicara dari Indonesia dan Australia, namun juga dihadiri oleh pelajar dan mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri. Seperti Mesir, Inggris, Amerika Serikat, Taiwan dan Filipina. Dalam kegiatan ini membahas kontribusi pelajar dan mahasiswa di luar negeri untuk kemajuan pendidikan.
"Yang jelas, kami tidak hanya mendapat informasi baru, namun juga mendapat kawan baru. Sehingga, keberadaan kami di luar negeri bisa tetap bermanfaat bagi tanah air," pungkasnya. (*)
* Ditulis oleh Elita Sitorini dalam harian Jawapos Radar Jember [ Minggu, 12 September 2010 ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H