Menjadi asisten dosen adalah impian banyak mahasiswa, khususnya mereka yang bercita-cita untuk berkarir di dunia akademik. Namun, kesempatan ini tidak selalu datang dengan mudah, apalagi di usia yang masih muda. Salah satu contoh yang menginspirasi adalah kisah seorang mahasiswa yang berhasil meraih posisi sebagai asisten dosen di usia 21 tahun, membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, peluang besar dapat terbuka.
Mahasiswa tersebut, yang bernama Ilham Maulidin, merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektro di salah satu universitas terkemuka di Indonesia. Sebelum diterima di universitas tersebut, Ilham sempat gagal beberapa kali dalam tes masuk universitas, namun akhirnya ia diterima di pilihan jurusan keduanya. Meskipun jurusan tersebut bukanlah pilihan utama, Ilham berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dan akhirnya terpilih menjadi asisten dosen pada semester kelima. Perjalanan menuju posisi tersebut tidaklah mudah. Untuk menghasilkan berbagai proyek di bidangnya, Ilham harus bekerja keras, bahkan sampai berjualan makanan untuk mengumpulkan modal demi mewujudkan proyek-proyek yang ingin ia buat.
Keberhasilan Ilham tidak hanya terlihat di bidang akademik, tetapi juga di bidang lain yang ia geluti. Ilham memiliki hobi di bidang musik dan telah meraih beberapa prestasi, termasuk menciptakan lagu dan aransemen musik sendiri. Bahkan, pada awal kuliah, banyak teman-temannya yang menganggapnya salah jurusan, namun hal itu tidak membuat Ilham berhenti atau merasa minder dengan pilihannya.
Sebelum dipercaya menjadi asisten dosen, Ilham sering mengikuti kegiatan yang diadakan oleh dosen-dosen di jurusannya. Ia juga membuat berbagai rancangan alat yang kemudian ia presentasikan kepada dosen. Hasil kerja kerasnya membuat banyak dosen kagum dengan kemampuannya, hingga beberapa dosen menguji Ilham untuk menguji potensi yang dimilikinya. Ilham terus berinovasi dengan keterampilan yang ia punya, bahkan ikut serta dalam penelitian bersama kakak tingkatnya. Salah satu proyek yang ia kerjakan adalah alat untuk menghasilkan listrik dengan menggunakan tenaga surya, yang kemudian diimplementasikan di sebuah desa di Sumedang.
Kesempatan Ilham untuk menjadi asisten dosen datang ketika salah satu dosennya, Pak Elih Mulayana, melihat potensi besar yang dimilikinya. Pak Elih Mulyana, yang mengajar mata kuliah PLTS, membutuhkan seorang asisten yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki keterampilan di bidang tersebut. Ilham dianggap memenuhi kriteria yang dibutuhkan dan akhirnya dipercaya untuk membantu dalam berbagai kegiatan akademik.
Sebagai asisten dosen, Ilham memiliki berbagai tanggung jawab, seperti membantu dosen dalam menyiapkan materi kuliah, memeriksa tugas mahasiswa, dan memberikan asistensi dalam kelas diskusi. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah menjembatani komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Di usia yang masih muda, Ilham harus bisa membangun wibawa dan dihormati oleh teman-teman sebayanya.
Selain berperan sebagai asisten dosen, Ilham juga menjalankan bisnis di bidang elektro yang bahkan telah berkembang hingga ke luar Jawa. Bisnisnya menghasilkan omzet yang cukup signifikan, mencapai 10-15 juta dari alat-alat yang ia produksi. Selain itu, Ilham berhasil menginspirasi teman-teman dan adik tingkatnya, yang tertarik untuk belajar darinya dan menjadikannya panutan.
Pengalaman ini memberikan banyak pelajaran bagi Ilham. Ia tidak hanya memperdalam materi kuliah, tetapi juga mengasah keterampilan lainnya yang berguna di luar kemampuan teknisnya. Kisah Ilham ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya, karena ia membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk meraih prestasi. Menurut Ilham, kunci utama untuk meraih kesuksesan adalah keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan kemauan untuk terus belajar.
Kisah Ilham adalah contoh nyata bahwa keberhasilan tidak ditentukan oleh usia, melainkan oleh kerja keras, ketekunan, dan semangat untuk terus berkembang. Bagi mahasiswa lain yang ingin mengikuti jejaknya, Ilham berpesan, "Jangan hanya menganggap diri kita hebat, tetapi biarkan orang lain yang mengakui kehebatan kita."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H