Tidak hanya di tingkat nasional, Meutya juga memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional melalui diplomasi digital. Ia menjadi salah satu tokoh utama dalam pertemuan internasional tentang regulasi media dan komunikasi digital, memperjuangkan hak-hak negara berkembang untuk memiliki suara dalam regulasi platform-platform global. Sebagai seorang menteri yang juga pernah menjadi jurnalis internasional, ia memahami bagaimana narasi global sering kali meminggirkan negara-negara seperti Indonesia.
"Kita tidak bisa hanya menjadi konsumen dari apa yang diproduksi dunia, kita harus menjadi pencipta narasi kita sendiri. Dunia harus mendengar suara Indonesia yang asli, bukan yang dikemas oleh media asing," tegasnya dalam sebuah forum global.
Sisi Personal: Keluarga dan Nilai yang Diwariskan
Meski memiliki karier yang gemilang, Meutya tetaplah seorang ibu. Ia selalu menjaga keseimbangan antara pekerjaannya yang sibuk dengan peran pentingnya di keluarga. Dalam beberapa wawancara, ia kerap berbicara tentang anak-anaknya sebagai sumber kekuatan. Mereka adalah pengingat bahwa setiap keputusan yang ia buat akan mempengaruhi masa depan generasi yang akan datang.
"Anak-anak saya adalah alasan saya berjuang. Saya ingin mereka tumbuh di Indonesia yang lebih baik, di mana kebenaran dan keadilan tidak lagi menjadi sesuatu yang langka," ungkapnya dengan penuh emosi.
Peran Meutya sebagai ibu juga menjadi refleksi dari kepemimpinannya sebagai menteri. Ia memandang rakyat Indonesia sebagai keluarganya sendiri, dan itulah sebabnya ia selalu bekerja dengan empati, mendengarkan keluhan, dan berusaha menemukan solusi yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H