Jaran Dor atau Air Mata Kuda, sering disebut Japaplok Dor, berasal dari Topeng Reogim kuno (Singo Barong dan Mahkota Merak).Â
 Selain Jombang, Anda juga bisa melihat Jaran Dori di Malang.Â
Dan kesenian lainnya antara lain Jaran Dor Malang dengan topeng Yepa telanjang (Singo-Barong), kuda goyang, babi hutan (babi), penyelundup Bomoh (bop) dan gendang.Â
Lalat, Kentongan dan Angklung Reog Gumbeng Perbedaan yang mencolok dari jarana lainnya dan ciri khasnya adalah alat musik jidora yang menyerupai alat musik perkusi, oleh karena itu jarana ini disebut Jarana Dori.Â
 Saat ini gong Beijing disebut Saro Jaran Dori, alat musik perkusi atau permainan yang biasa disebut kenong.Â
 Kuda domba yang digunakan dalam Jaran Dori berbeda dengan kuda yang digunakan di Semboyo. Tari Jaran DoriÂ
 ini lebih fun atau santai dibandingkan dengan tema lain seperti jaran yang disajikan dalam kemasan yang bersih.Â
 Kotek tahunan ini dipentaskan dalam beberapa prosesi dengan tari banteng.Â
 Jaran Dori kini telah mengalami banyak perubahan dalam instrumen mereka serta pakaian dan tarian mereka.Â
 Oleh karena itu Jarana Saree Campur adalah versi Jombangan yang juga memiliki instrumen seperti kendang, keyboard, dan simbal.Â
 Kesimpulannya, menurut saya Jaran Dar murni atau dapat dilestarikan secara turun temurun dengan mempelajari Jaran Dar dan tidak ada perubahan seni tari, musik instrumental dan lagu.Â
 Perubahan ini berlaku untuk musik dan instrumennya.Â
 Kerajinan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh anak kecil, tetapi juga oleh orang muda.Â
 Kearifan lokal ini dilestarikan secara turun temurun, tidak hanya untuk seni pertunjukan, tetapi juga untuk menunjukkan kearifan lokal ini kepada orang luar bahkan asing yang ingin mempelajari budaya Jombang, kearifan lokal ini dijamin dan dicegah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H